Rabu, 28 November 2012

METODE PAIKEM (SERI 1)

A.    METODE-METODE PEMBELAJARAN AKTIF
Para ahli telah mengidentifikasi beberapa metode pembelajaran aktif, diantaranya seperti diuraikan di bawah ini.
1.        Lightening The Learning Climate (Menghidupkan Suasana Belajar)
Suatu kelas dapat dengan cepat menemukan suasana belajar yang rileks, informal dan tidak menakutkan dengan meminta peserta didik untuk berbuat humor-humor kreatif yang berhubungan dengan materi kuliah. Strategi ini sangatlah informal, akan tetapi pada waktu yang sama dapat mengajak peserta didik untuk berpikir.[1]
Metode Lightening the Learning Climate adalah metode pembelajaran yang diawali dengan humor kreatif tentang materi yang akan disampaikan oleh guru. Mengawali pembukan materi dengan humor dan cerita dapat membuat suasana kelas menjadi lebih nyaman dan mengurangi suasana formal di kelas serta meringankan iklim belajar di kelas. Proses pembelajaran yang terlalu formal di kelas dapat membuat kejenuhan pada peserta didik, sehingga konsentrasi terhadap suatu materi yang disampaikan oleh guru tidak langsung dapat diterima seutuhnya oleh siswa. Metode Lightening the Learning Climate (meriangkan iklim belajar/meringankan cara belajar) merupakan metode pembelajaran yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggungkapkan ide dan pendapatnya pada saat proses pembelajaran dengan bimbingan dan pengawasan oleh guru.[2]
Langkah-langkah penerapan Lightening The Learning Climate
a.       Jelaskan kepada peserta didik bahwa Anda akan memulai pelajaran/perkuliahan dengan aktivitas pembuka yang menyenangkan sebelum masuk pada materi yang lebih serius.
b.      Bagi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok kecil. Beri masing-masing kelompok kecil itu satu tugas untuk membuat kegembiraan atau kelucuan dari topik konsep atau isu dari materi yang Anda ajarkan, sebagai contoh dapat dimisalkan hal-hal sebagai berikut:
·         Ilmu Pemerintahan; Gambarkan satu sistem pemerintahan yang menurut Anda paling tidak efektif.
·         Matematika; Buatlah suatu cara menghitung yang paling tidak efisien.
·         Ilmu Kesehatan; Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
·         Grammar; Tulislah kalimat yang memuat kesalahan-kesalaha grammar sebanyak mungkin.
·         Teknik; Buatlah satu jembatan yang nampak akan jatuh.
c.       Minta kelompok-kelompok tadi untuk mempresentasikan kreasi mereka. Hargai setiap kreasi.
d.      Tanyakan, “Apa yang mereka pelajari tentang materi kita dari latihan ini?”
e.       Guru/dosen memberi penjelasan atau melanjutkan pelajaran dengan materi lain.[3]
Dalam strategi pembelajaran Lightening the Learning Climate (Menghidupkan suasana belajar)  ini guru dapat melakukan beberapa variasi teknik pengelompokan. Salah satu cara untuk memberikan variasi dalam  pola pengelompokan tersebut adalah dengan menggunakan tiga jenis kelompok berikut ini:[4]
a.       Kelompok Informal
Kelompok informal adalah kelompok yang bersifat sementara. Pengelompokan ini hanya digunakan dalam suatu periode pengajaran. Kelompok ini biasanya hanya terdiri dari dua orang peserta didik. Tujuan kelompok informal adalah untuk menjelaskan harapan akan hasil yang ingin dicapai, membantu peserta didik untuk lebih bisa fokus pada materi pembelajaran, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk bisa lebih dalam memproses informasi yang diajarkan atau menyediakan waktu untuk melakukan pengulangan dan menjangkarkan informasi.
b.      Kelompok Formal
Kelompok formal digunakan untuk memastikan bahwa peserta didik mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan suatu tugas dengan baik. Lamanya kelompok ini berkerja bisa selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu tergantung pada tugas atau proyek yang diberikan pada mereka.
c.       Kelompok Pendukung
Kelompok pendukung adalah pengelompokan dengan tenggang waktu yang lebih panjang (misalnya selama satu semester atau satu tahun). Tujuan adalah memberi suatu dukungan yang berkelanjutan kepada peserta didik.

Kelebihan metode Lightening the Learning Climate[5]
a.       Peserta didik yang lebih aktif dalam memberikan berbagai umpan balik.
b.      Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
c.       Meningkatkan motivasi dan suasana belajar.
d.      Mengajak peserta didik untuk menghargai hasil dari kreasi materinya.
e.       Membuat peserta didik menjadi lebih aktif sejak dimulainya pembelajaran.
f.       Melatih rasa peduli, perhatian dan kerelaan untuk berbagi.
g.      Meningkatkan rasa penghargaan terhadap orang lain.
h.      Meningkatkan kecerdasan emosional.
i.        Mengutamakan kepentingan kelompok dibandingkan kepentingan pribadi.
j.        Melatih kemapuan berkerjasama (team work).
k.      Melatih kemampuan mendengarkan pendapat orang lain.
l.        Peserta didik tidak malu bertanya kepada temannya sendiri.

Kelemahan metode pembelajaran Lightening the Learning Climate[6]
a.       Peserta didik mungkin tidak memiliki kemampuan untuk mengungkapkan sebuah persoalan atau konsep yang menarik atau lucu.
b.      Peserta didik yang pintar, bila belum mengerti tujuan yang sesungguhnya dari proses ini, akan merasa sangat dirugikan karena harus repot-repot membantu teman kelompoknya.
c.       Peserta didik yang  pintar juga akan keberatan karena nilai yang  ia peroleh ditentukan oleh prestasi atau pencapaian kelompoknya.
d.      Bila kerjasama tidak dapat dijalankan dengan baik, maka yang akan berkerja hanya beberapa orang peserta didik yang pintar saja.

2.        The Learning Cell (Sel Belajar)
Metode “Sell Belajar” pertama kali dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal institute of Technology di Lausanne. Learning Cell menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk pasangan, di mana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.[7]

Langkah-langkah penerapan The Learning Cell:[8]
a.       Sebagai persiapan, siswa diberi tugas membaca suatu bacaan kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.
b.      Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan dijawab oleh siswa B.
c.       Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah dilakukan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.
d.      Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.
e.       Selama berlangsung tanya jawab, guru bergerak dari satu pasangan ke pasangan yang lain sambil memberi masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.
Kelebihan metode pembelajaran The Learning Cell:
a.       Siswa lebih siap dalam menghadapi materi yang akan dipelajari karena siswa telah memiliki informasi materi yang akan dipelajari melalui berbagai sumber diantaranya buku, internet, guru dan orang yang ahli dibidang materi tersebut.
b.      Siswa akan memiliki kepercayaan diri dalam pembelajaran karena pembelajaran ini menggunakan teman sebaya dalam proses pembelajarannya. Siswa yang ditutori tidak akan segan-segan dalam memberikan pertanyaan yang tidak dipahami. Sebaliknya bagi siswa tutor selain pengetahuannya bertambah, kemampuan dalam mengkomunikasikan ilmu pengetahuan pada teman sebaya meningkat.
c.       Siswa aktif dalam pembelajaran baik sebelum dan sesudah pembelajaran itu sendiri maupun pada saat pembelajaran. Hal itu terjadi karena siswa diberi panduan untuk mencari materi sendiri pada saat setelah atau sebelum pembelajaran dari berbagai sumber, sedang pada saat pembelajaran siswa yang menjelaskan kembali materi yang diperoleh kepada siswa.
d.      Kemandirian siswa dalam proses pembelajaran sangat besar karena siswa dituntut memperoleh informasi sebelum dan setelah pembelajaran kemudian mengkomunikasikan kembali materi yang diperoleh pada siswa lainnya pada saat pembelajaran berlangsung.
e.       Hubungan sosial siswa semakin baik, antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan siswa dengan orang lainnya. Dalam kelas berorientasi pada siswa, tiap siswa merupakan seorang siswa sekaligus pengajar.


Kelemahan metode pembelajaran The Learning Cell:[9]
a.       Literature yang terbatas, namun hal ini dapat diantisipasi dengan menganjurkan siswa untuk membaca buku-buku yang relevan ataupun melalui internet.
b.      Jika siswa tidak rajin dalam mencari informasi maka teknik pembelajaran the learning cell ini menjadi kurang efektif, namun hal ini dapar diantisipasi oleh guru dengan memberikan motivasi dan penghargaan pada siswa yang mendapatkan informasi materi pelajaran dari sumber manasaja.

3.        Prediction Guide (Tebak Pelajaran) 
Metode ini digunakan untuk mengaktifkan perhatian siswa sejak dimulai pelajaran sampai selesai pelajaran. Tujuannya, agar siswa memiliki perhatian yang tinggi tehadap materi yang akan disampaikan. Metode ini siswa diminta untuk menebak materi apa yang akan disampaikan dalam pertemuan ini.[10]
Di dalam pengertian strategi Prediction guide terdiri dari dua kata yaitu
Prediction dan Guide. Dalam kamus inggris- indonesia, Echol mengartikan bahwa
Prediction berarti ramalan, perkiraan atau prediksi. Sedangkan guide berarti buku
pedoman, pandu, memandu, menuntun, atau mempedomani. Jadi, Prediction Guide berarti panduan atau penuntun prediksi. Sedangkan menurut Hisyam Zaini mengartikan prediction guide, sebagai tebak pelajaran.
Strategi pembelajaran aktif tipe Prediction Guide ini digunakan untuk melibatkanpeserta didik / siswa di dalam pembelajaran secara aktif, mulai dari awal hingga akhir pembelajaran. Dalam strategi ini, siswa diminta untuk mengungkapkan pandangan mereka tentang topik pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Dengan strategi ini, siswa di tuntut untuk aktif dan diharapkan dapat mempertahankan perhatiannya selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa dituntut untuk mencocokkan prediksi-prediksi mereka dengan materi yang disampaikan oleh guru maupun yang mereka peroleh dari sumber belajar.[11]
Langkah-langkan penerapan Prediction Guide:[12]
a.       Guru menyampaikan topik yang akan disampaikan dalam pertemuan ini.
b.      Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok kecil,
c.       Masing-masing kelompok diminta untuk menebak materi secara garis besar secara lengkap yang akan disampaikan oleh guru.
d.      Guru menyampaikan materi secara interaktif dengan siswanya.
e.       Selama proses pembelajaran, siswa diminta untuk mengidentifikasi  materi yang sesuai dengan tebakannya dengan  mencentang atau melingkari atau menggaris bawahi materi yang sesuai dengan tebakannya.
f.       Di akhir pembelajaran, siswa diminta menghitung beberapa materi yang sesuai dengan tebakannya.
Menurut Agus Suprijono dalam bukunya “Cooperative Learning”, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Tebak Pelajaran, adalah sebagai berikut:[13]
a.       Tulislah atau tayangkan melalui CD subject matter dari pelajaran yang akan disampaikan.
b.      Mintalah kepada siswa untuk menuliskan kata-kata kunci apa saja yang diprediksikan muncul dari materi pelajaran yang akan disampaikan oleh guru.
c.       Sampaikan materi pembelajaran secara interaktif.
d.      Selama proses pembelajaran siswa diminta menandai hasil prediksi mereka yang sesuai dengan materi yang disampaikan oleh guru.
e.       Di akhir pelajaran tanyakan berapa jumlah tebakan mereka yang benar.


[1] Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Kota: Penerbit), Tahun, Hal. 82
[2] Http://ginigitu.com/lainnya/makalah-metode-pembelajaran.htm, di akses pada 10 Oktober 2012, pukul 09:05 WIB
[3] Hisyam Zaini, Op. Cit.
[4] Http://cicibon.blogspot.com/2012/09/strategi-pembelajaran-lightening.html, di akses pada 10 Oktober 2012, pukul 08:56 WIB.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[7] Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori  dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR), 2011, Hal. 122
[8] Ibid.
[10] Suwardi, Manajemen Pembelajaran, (Surabaya: PT. Temprina Media Grafika), 2007, Hal. 65
[12] Suwardi, Op. Cit.
[13] Agus Suprijono, Op. Cit., Hal. 111