BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar
merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami
belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu proses pendewasaan, baik
pendewasaan secara fisik maupun secara psikis atau kejiwaan. Perubahan sebagai
hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti kecakapan,
kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi.
Pembelajaran
hanya bisa dilakukan oleh lebih dari satu orang. Dalam pembelajaran tidak hanya
ada guru dan siswa tetapi juga ada kepala sekolah, staff sekolah hingga teman
sejawat yang saling membantu demi terwujudnya pembelajaran. [1]
Studi
tentang Proses belajar Mengajar, sangat penting bahkan merupakan suatu
keharusan bagi setiap tenaga pengajar baik di tingkat dasar, menengah pertama,
menengah atas maupun di perguruan tinggi. Maka dari itu dalam makalah kami kali
ini akan dibahas tentang “Model Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran,
Metode Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Teknik dan Taktik Pembelajaran”.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.
Apa yang
dimaksud dengan Model Pembelajaran?
2.
Apa
yang dimaksud dengan Pendekatan Pembelajaran?
3.
Apa
yang dimaksud dengan Metode Pembelajaran?
4.
Apa
yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran?
5.
Apa
yang dimaksud dengan Teknik dan Taktik Pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Model-Model Pembelajaran
Model
diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam
melakukan kegiatan. Model dapat dipahami sebagai: (1) suatu tipe atau desain;
(2) suatu deskripsi atau analogi yang dipergunakan untuk membantu proses
evaluasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung diamati; (3) suatu sistem
asumsi-asumsi, data-data yang dipakai untuk menggambarkan suatu obyek atau
peristiwa; (4) suatu desain yang disederhanakan dari suatu sistem kerja; (5)
suatu deskripsi suatu sistemm yang mungkin; (6) penyajian yang diperkecil agar
dapat menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk aslinya.[2]
Model
pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan yang digunakan untuk menyampaikan
bahan ajar oleh guru kepada siswa. Di dalam model pembelajaran terdapat unsur:
(1) filosofi atau teori yang menjadi landasan atau ruh dari rumusan teoritis
dan praktis sebuah metode pembelajaran; (2) rumusan teoritis metode
pembelajaran; dan (3) prosedur praktis penerapan metode pembelajaran.
Model
pembelajaran yang ideal adalah model yang mengeksplorasi pengalaman belajar
efektif, yaitu pengalaman belajar yang memungkinkan siswa/seorang mengalami
atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah lingkungan belajarnya.
Siswa diberi kesempatan yang luas untuk melihat, memegang, merasakan dan
mengaktifkan lebih banyak indera yang dimilikinya.
Beberapa
model pem belajaran yang dapat membuat siswa aktif dan dapat dijadikan acuan
pengajaran keterampilan di kelas, antara lain:[3]
a.
Model
Pembelajaran Kolaborasi (Collaboration Learning)
b.
Model
Pembelajaran Individual (Individual Learning)
c.
Model
Pembelajaran Teman Sebaya (Peer Learning)
d.
Model
Pembelajaran Sikap (Affective Learning)
e.
Model
Pembelajaran Bermain (Game)
f.
Model
Pembelajaran Kelompok (Cooperative Learning)
g.
Model
Pembelajaran Mandiri (Independent Learning)
h.
Model
Pembelajaran Multi Model
Berdasarkan
teori-teori bealajar dapat ditentukan beberapa pendekatan pembelajaran, dan
berdasarkan pendekatan tadi selanjutnya dapat ditentukan beberapa model
pembelajaran. Adapun model-model pembelajaran itu digolongkan menjadi empat
model utama, yaitu:[4]
a.
Model
Interaksi Sosial
Dalam
model ini tercakup beberapa jenis strategi pembelajaran, yakni:
(1)
Kerja
kelompok
(2)
Pertemuan
kelas
(3)
Pemecahan
masalah sosial atau inquiry sosial
(4)
Model
laboratorium
(5)
Model
pengajaran yurisprudensi
(6)
Bermain
peran
(7)
Simulasi
sosial
b.
Model
Proses Informasi (Information Processing Models)
Model
proses informasi meliputi beberapa strategi pembelajaran, yakni:
(1)
Mengajar
induktif
(2)
Latihan
inquiry
(3)
Inquiry
keilmuam
(4)
Pembentukan
konsep
(5)
Model
pengembangan
(6)
Advanced
organizer model
c.
Model
Personal (Personal Models)
Model
pembelajaran personal terdiri dari 4 jenis strategi pembelajaran, ialah:
(1)
Pengajaran
non direktif
(2)
Latihan
kesadaran
(3)
Sinektik
(4)
Sistem
konseptual
d.
Model
Modifikasi Tingkah Laku (Behavior Modification Models)
B.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan intstruksional tertentu.
Pendekatan pembelajarann merupakan aktivitas guru dalam memilih kegaiatan
pembelajaran, apakah guru akan menjelaskan suatu pengajaran dengan materi
bidang studi yang sudah tersusun dalam urutan tertentu, ataukah dengan
menggunakan materi yang terkait satu dengan lainnya dalam tingka kedalaman yang
berbeda, atau bahkan merupakan materi yang berintegrasi dalam suatu kesatuan
multi disiplin ilmu. Pedekatan pembelajaran sebagai penjelas untuk mempermudah
bagi para guru memberikan pelayanan belajar dan juga mempermudah bagi siswa
untuk memahami materi yang disampaikan guru, dengan memelihara suasana
pembelajaran yang menyenangkan.[5]
Sistem dan
pendekatan pembelajaran dibuat karena adanaya kebutuhan akan sistem dan
pendekatan tersebut untuk meyakinkan (1) ada alasan untuk belajar (2) siswa
belum mengetahui apa yang diajarkan, oleh karena itu guru menetapkan
hasil-hasil belajar atau tujuan apa yang diharapkan akan tercapai.
Menurut Syaiful
Sagala dalam bukunya “Konsep dan Makna Pembelajaran”, adapun pendekatan
pembelajaran yang sudah umum dipakai oleh para guru antara lain pendekatan
konsep dan proses, deduktif dan induktif, ekspositori dan heuristik, pendekatan
kecerdasan serta pendekatan kontekstual.[6]
Istilah pendekatan
pembelajaran bermakna cara-cara yang ditepuh oleh guru untuk menghampiri siswa
agar lebih memahami bahan yang diajarkan oleh guru. Istilah ini sebenarya sama
atau serupa dengan model pembelajaran dalam substansi maknanya. Terdapat
beberapa pendekartan belajar yang digunakan guru, yaitu:
a.
Enquiry-Discovery
Learning
Secara
umum enquiry-discovery learning dapat dipahami sebagai belajar mencari
dan menemukan sendiri. Prosedur yang ditempuuh dalam pendekatan ini adalah
sebagai berikut:
1)
Simulation
2)
Problem
statement
3)
Data
collection
4)
Data
processing
5)
Verification,
atau pembuktian
6)
Generalization[7]
b.
Ekspository
Learning
Guru
dalam pendekatan ini menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan
secara rapi, sistematism dan lengkap, sehingga anak menyimak dan mencernanya
secara tertib. Prosedur umum pendekatan ini adalah:
a)
Preparasi
b)
Apersepsi
c)
Presentasi
d)
Resitasi
c.
Mastery
Learning
Guru
dalam mastery learning berupaya emgantarkan kegiatan anak didik ke arah
tercapainya penguasaan penuh terhadap bahan yang diberikan. Suharsimi Arikunto
dalam konteks ini menyatakan bahwa tugas guru adalah mengupayakan dua kegiatan,
yakni kegiatan pengayaan dan perbaikan.
Pendekatan sistem pada mulanya digunakan dibidang engineering untuk
merancang sistem-sistem eletronik, mekanik dan militer. Kemudian pendekatan
sistem melibatkan sistem manusia mesin, dan selanjutnya dilaksanakan dalam
bidang keorganisasian dan manajemen. Pada akhir tahun 1950 dan awal 1960-an
mulai diterapkan dalam bidang pendidikan dan pelatihan.
Pendekatan pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh oleh guru
untuk menghapiri siswa agar lebih memahami bahan yang diajarkan oleh guru.
Kadang-kadang pendekatan pembelajaran dipahami sebagai persamaan (sinomin)
dengan model pembelajaran.[8]
Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran. Yang meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis
ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang sistem yang terarah
pada kenyataan, sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat
alat konseptual.
Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran. Ada dua ciri utama pendekatan sistem pembelajaran, yakni: (1)
Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran
dimana langsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa
dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif; (2)
Penggunaan metodologi untuk merancanng sistem pembelajaran, yang meliputi
prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan, dan penilaian keseluruhan
proses pembelajaran, yang tertuju ke pencapaian tujuan tertentu.[9]
Pola pendekatan sistem pembelajaran. Pendekatan sistem pembelajaran disajikan dalam bentuk bagan arus.
Pada bagan tersebut digambarkan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam
sistem, yakni:[10]
a.
Identifikasi
kebutuhan pendidikan dan pelatihan,
b.
Analisis
kebutuhan untuk transformasikannya menjadi tujuan pembelajaran,
c.
Merancang
metode dan materi pembelajaran,
d.
Pelaksanaan
pembelajaran, dan
e.
Menilai
dan merevisi
Pendekatan
pembelajaran dapat berarti anutan pembelajaran yang berusaha meningkatkan
kemampuan-kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dalam pengloahan
pesan sehingga tercapai sasaran belajar. Dalam belajar tentang pendekatan
pembelajaran tersebut, orang dapat melihat:[11]
a.
Pengorganisasian
siswa,
b.
Posisi
guru-siswa dalam pengolahan pesan, dan
c.
Pemerolehan kemampuan dalam pembelajaran.
Pendekatan
pembelajaran dengan pengorganisasian siswa dapat dilakukan dengan:
a.
Pembelajaran
secara individual
b.
Pembelajaran
secara kelompok
c.
Pembelajaran
secara klasikal
C.
Metode Pembelajaran
Metode ialah
istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian “cara yang paling tepat dan
cepat dalam melakukan sesuatu”. Karena
metode berarti cara yang paling tepat dan cepat, maka urutan kerja dalam suatu
metode harus diperhitungkan benar-benar secara ilmiah. Karena itulah suatu
metode selalu merupakan hasil eksperimen. Kita tahu, sesuatu konsep yang
dieksperimen haruslah telah lulus uji teori, dengan kata lain suatu konsep yang
telah diterima secara teoritis yang boleh dieksperimenkan.[12]
Metode atau metoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu Metha dan Hodos.
Metha berarti jalan atau melewati dan Hodos berarti jalan atau
cara. Jadi metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan
ajar agar tercapai tujuan pengajaran.[13]
Metode
pengajaran merupaka komponen Proses Belajar Mengajar atau disingkat PBM yang
banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus dapat memilih,
mengkombinasikan serta mempraktekkan berbagai cara penyampaian bahan yang
sesuai dengan situasi. Keberhasilan dalam melaksanakan suatu pengajaran
sebagian besar ditentukan oleh pilihan bahan dan pemakaian metode yang tepat.
Pembicaraan yang mendalam tentang metode dalam rangka PBM, akan membawa kita ke
daerah atau bidang strategi belajar mengajar.[14]
Metodik (Methodentic)
sama artinya dengan metodologi, (Methodology), yaitu suatu penyelidikan
yang sistematis dan formulasi metode-metode yang akan digunakan dalam
penelitian. Mencermati uraian tersebut, dapat dirincikan unsur-unsur penting
dari pengertian metode sebagai berikut:
a.
Metode
merupakan suatu cara dalam suatu aktivitas,
b.
Metode
memiliki cara kerja yang sistematis,
c.
Metode
selalu cenderung melibatkan unsur fisik dan mental pendidik dan peserta didik,
d.
Metode
berorientasi pada suatu kondisi yang kondusif,
e.
Metode
mewarnai kiat tau seni bertindak,
f.
Metode
selalu mengacu pada suatu perncapaian tujuan.
Definisi
tentang metode mengajar telah banyak dirumuskan oleh para ahli, dalam tulisan
ini dikemukakan beberapa diantaranya:
a.
Abd.
Rahman Ghunaimah menta’rifkan bahwa metode mengajar adalah cara-cara yang
praktis dalam mencapai tujuan pengajaran.
b.
Muhammad
Atiyah Al-Abrasyi menta’rifkan pula bahwa metode mengajar adalah jalan yang
kita ikuti untuk memberikan pengertian pada murid-murid tentang materi dalam
berbagai pelajaran.
c.
Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, merumuskan sebagai berikut: “Metode
mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid, ia
dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan
dapat dicernakan oleh anak didik dengan baik”.
Dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode megajar adalah suatu cara yang
dapat digunakan pendidik dengan berbagai teknik dalam proses belajar mengajar
agar materi pelajaran dapat dicerna dengan mudah serta efektif oleh peserta
didik.[15]
Guru
menggunakan metode-metode mengajar tertentu, yang bertujuan memberi kemudahan
bagi peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Setiap metode mempunyai
kesesuaian dengan bentuk-bentuk belajar tertentu. Pertimbangan untuk memilih
metode disamping didasarkan atas kepentingan pencapaian tujuan, juga kesesuaiannya
dengan bentuk belajar tersebut. Dalam praktek, seringkali penggunaan metode ini
tidak berdiri sendiri tetapi dipadukan dengan metode lain.[16]
a.
Metode
Diskusi dan Tanya Jawab
b.
Metode
Simulasi
c.
Metode
Latihan dan Praktek
d.
Metode
Demonstrasi dan Eksperimen
e.
Metode
Penemuan
Menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep., menguraikan ada
beberapa metode pembelajaran yang dapat
kita digunakan, diantaranya:[17]
a.
Metode
Ceramah
c.
Metode
Demonstrasi
d.
Metode
Ceramah Plus
e.
Metode
Resitasi
f.
Metode
Eksperimental
g.
Metode
Study Tour (Karya wisata)
h.
Metode
Latihan Keterampilan
i.
Metode
Pengajaran Beregu
j.
Peer
Theaching Method.
k.
Metode
Pemecahan Masalah (problem solving method)
l.
Project
Method
m.
Taileren
Method
n.
Metode
Global (ganze method)
D.
Strategi Pembelajaran
Secara terminologi
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen,
terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Proses pembelajaran merupakan proses
interaksi antara guru dan siswa dan siswa dengan siswa. Sedangkan strategi
pembelajaran diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran yang harus
dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dicapai secara
efektif dan efisien. Strategi pembelajaran dapat pula diartikan sebagai pola
umum kegiatan guru-murid dalam perwujudan kegaitan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Atau dengan kata lain strategi belajar
mengajar merupakan sejumlah langkah yang direkayassa sedemikian rupa untuk
mencapai tujuan mengajar tertentu.[18]
Strategi
pembelajaran adalah pola umum untuk mewujudkan proses belajar mengajar. Secara
operasional strategi pembelajaran adaah prosedur dan metode yang ditempuh oleh
dosen (pengajar) untuk memberikan kemudahan bagi siswa (peserta didik)
melakukan kegiatan belajar secara aktif dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran merupakan suatu sistem menyeluruh
yang terdiri dari lima variabel yakni tujuan pembelajaran, materi pelajaran,
metode dan teknik mengajar, siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.[19]
Berbagai jenis
strategi pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan. Menurut
Winataputra (2003) ada beberapa pertimbangan dalam hal ini, yaitu:[20]
a.
Berdasarkan
Pertimbangan Proses Pengolahan Pesan
(1)
Strategi
Deduktif
(2)
Strategi
Induktif
b.
Berdasarkan
Pertimbangan Pihak Pengolah Pesan
(1)
Strategi
Ekspositorik
(2)
Strategi
Heuristik
c.
Berdasarkan
Pertimbangan Pengaturan Guru
(1)
Strategi
Seorang Guru
(2)
Strategi
Pengajaran Beregu (Team Teaching)
d.
Berdasarkan
Pertimbangan Jumlah Siswa
(1)
Strategi
Klasikal
(2)
Strategi
Kelompok Kecil
(3)
Strategi
Individual
e.
Berdasarkan
Pertimbangan Interaksi Guru dengan Siswa
(1)
Strategi
Tatap Muka
(2)
Strategi
Pengajaran Melalui Media.
Para pakar
teori belajar masing-masing mengembangkan strategi pembelajaran berdasarkan
pandangannya sendiri. Paling tidak ada empat strategi pembelajaran yang pantas
disajikan dan diketahui oleh guru atau calon guru, ialah:[21]
a.
Pembelajaran
Penerimaan (Reception Learning)
b.
Pembelajaran
Penemuan (Discovery Learning)
c.
Pembelajaran
Penguasaan (Mastery Learning)
d.
Pembelajaran
Terpadu (Unit Learning)
Menurut Elhefni
Dkk dalam buku “Strategi Pembelajaran”, ada beberapa strategi pembelajaran
sebagai upaya memberikan pengalaman belajar siswa, sebagai berikut:[22]
a.
Strategi
Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorag guru kepada sekelompok
siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.
Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau mengembangkan ketrampilan
tahap demi tahap. Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori,
yaitu:
(1)
Persiapan
(Preparation)
(2)
Penyajian
(Presentasi)
(3)
Kolerasi
(Correlation)
(4)
Menyimpulkan
(Generalization)
(5)
Mengaplikasikan
(Application)
b.
Strategi
Pembelajaran Inquiry
Strategi
pembelajarann inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajarann yang menekankan
pada proses berpikir secara kritis analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Secara umum
proses pembelajaran menggunakan SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut:
(1)
Orientasi
(2)
Merumuskan
masalah
(3)
Merumuskan
hipotesis
(4)
Mengumpulkan
data
(5)
Menguji
hipotesis
(6)
Memutuskan
kesimpulan
c.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem
pengelompokkan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai
latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahap
yaitu:
(1)
Penjelasan
materi
(2)
Belajar
dalam kelompok
(3)
Penilaian
(4)
Pengakuan
tim
d.
Strategi
Pembelajaran dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
e.
Strategi
PAIKEM
Pembelajaran menghendaki keterlibatan aktif peserta didik dalam
membangun pengetahuan, pemahaman, nilai-nilai yang baik pada diri mereka.
PAIKEM menghendaki keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan
pembelajaran, pendidik menggunakan berbagai alat abntu dan metode, menyeting
kelas, dan mendorong peserta didik untuk dapat memecahkan diri sendiri masalah
yang dihadapi. PAIKEM singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan.[23]
Strategi
pembelajaran adalah prosedur atau langkah-langkah teknis yang harus ditempuh
untuk menerapkan metode pembelajaran tertentu di kelas. Berbagai jenis strategi
pembelajaran dapat dikelompokkan berdasarkan berbagai pertimbangan.
E.
Teknik dan Taktik Pembelajaran
Selain beberapa istilah di atas ada juga istila “teknik
pembelajaran” dan “taktik pembelajaran”. Menurut Sudrajat teknik adalah cara
yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan sutu metode secara spesifik.
Misalnya, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak embutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan pengguaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.[24]
Menurut Kamus Dewan (edisi ketiga),
tehnik adalah pengetahuan tentang cara mencipta sesuatu hasil seni seperti musik,
karang-mengarang dan sebagainya. Menurut Edward M. Anthony mendefinisikan tehnik adalah
suatu cara strategi atau taktik yang digunakan oleh guru untuk mencapai hasil
yang maksimum pada waktu mengajar pada bagian pelajaran tertentu.[25]
Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.[26]
Teknik-teknik bimbingan untuk siswa antara lain dengan
cara:[27]
a. Teknik Individual, terdiri dari:
(1)
Directive counseling
(2)
Non-directive counseling
(3) Eclective counseling
b.
Teknik Kelompok, terdiri dari:
(1)
Home room
(2)
Field drip (karya wisata)
(3)
Group discussion
(4)
Pelajaran bimbingan
(5)
Kelompok bekerja
(6)
Pengajaran remidi
(7)
Ceramah bimbingan
(8)
Organisasi murid
(9) Sosiodrama dan psikodrama.
Adapun taktik pembelajaran kata Sudrajat merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pebelajaran tertentu yang sifatnya
individual.[28]
Taktik
pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode
atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat
dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat
berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung
banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang
tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi
lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat
menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau
kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe
kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan
menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat).[29]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
A.
Model
pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan yang digunakan untuk menyampaikan
bahan ajar oleh guru kepada siswa. Adapun model-model pembelajaran itu
digolongkan menjadi empat model utama yaitu: (1) Model interaksi sosial; (2)
Model proses informasi; (2) Model personal; dan (4) Model modifikasi tingkah laku.
B.
Pendekatan
pembelajaran bermakna cara-cara yang ditepuh oleh guru untuk menghampiri siswa
agar lebih memahami bahan yang diajarkan oleh guru. Terdapat beberapa
pendekartan belajar yang digunakan guru, yaitu: (1) Enqury-Discovery
Learning; (2) Ekspository Learning; dan (3) Mastery Learning.
C.
Metode
megajar adalah suatu cara yang dapat digunakan pendidik dengan berbagai teknik
dalam proses belajar mengajar agar materi pelajaran dapat dicerna dengan mudah
serta efektif oleh peserta didik.
D.
Strategi
pembelajaran adalah pola umum untuk mewujudkan proses belajar mengajar. Ada
beberapa strategi pembelajaran sebagai upaya memberikan pengalaman belajar
siswa, yaitu: (1) Strategi Pembelajaran Ekspositori; (2) Strategi Pembelajaran
Inquiry, (3) Strategi Pembelajaran Kooperatif; (4) Strategi Pembelajaran dengan
Pendekatan Kontekstual; dan (5) Strategi PAIKEM.
E.
Menurut
Sudrajat teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
sutu metode secara spesifik. Sedangkan teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pebelajaran tertentu yang sifatnya individual.
DAFTAR
PUSTAKA
Dimyati
dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Elhefni,
dkk,. 2011. Strategi Pembelajaran. Palembang: CV. Grafika Telindo.
Hamalik,
Oemar. 2008. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA.
------------------.
2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/,
diakses pada 06 Oktober 2012, pukul 18:10 WIB.
Http://animenekoi.blogspot.com/2012/01/strategi-pendekatan-dan-teknik.html, diakses pada 06 Oktober 2012,
pukul 19:06 WIB.
Http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/, diakses pada 06 Oktober 2012,
pukul 20:08 WIB.
Http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/18/definisi-strategi-metode-dan-teknik-pembelajaran/, diakses pada 06 Oktober 2012,
pukul 19:03 WIB.
Http://tinatuslina.blogspot.com/2012/03/macam-macam-tehnik-penyajian-dalam.html, diakses pada 06 Oktober 2012,
pukul 18:48 WIB.
Musfiqon.
2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Namsa,
Yunus. 2000. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Ternate: Pustaka Firdaus.
Rusyan,
A.T.. 1999. Meningkatkan Mutu Kegiatan Dalam Proses Belajar Mengajar di
Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kartanegara.
Sagala,
Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: ALFABETA.
Sukardi,
Ismail. 2011. Model dan Metode Pembelajaran Modern: Sebuah Pengantar. Palembang:
TUNAS GEMILANG.
Tarigan,
Djago dan H.G. Tarigan. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung:
ANGKASA.
Umar,
Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: AMZAH.
[1] Musfiqon, Pengembangan Media dan
Sumber Pembelajaran, (Jakarta: PT .Prestasi Pustakaraya), 2012, hal. 15
[2] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna
Pembelajaran, (Bandung: ALFABETA), 2010, hal. 177
[3] Ismail Sukardi, Model dan Metode
Pembelajaran Modern: Sebuah Pengantar, (Palembang: TUNAS GEMILANG), 2011, hal.
19
[4] Oemar Hamalik, Kurikulum dan
Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara), 2011, hal. 128
[5] Syaiful Sagala, Op. Cit., hal.
68
[6] Ibid., hal. 71
[7] Ismail Sukardi, Op. Cit., hal.
21
[8] Ismail Sukardi, Op. Cit., hal.
17
[9] Oemar Hamalik, Op. Cit., hal.
127
[10] Ibid.
[11] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan
Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2009, hal. 185
[12] Yunus Namsa, Metodologi Pengajaran
Agama Islam, (Pasar Minggu: Pustaka Firdaus), 2000, hlm. 3
[13] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan
Islam, (Jakarta: AMZAH), 2010, hal. 180-181
[14] Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, Teknik
Pengajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: ANGKASA), 1987, hal. 9
[15] Yunus Namsa, Op. Cit., hal. 5
[16] A.T. Rusyan, Meningkatkan Mutu
Kegiatan Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT
Kartanegara), 1999, hal. 47
[17] Http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/, diakses pada 06 Oktober 2012, pukul 20:08
WIB.
[18] Elhefni, dkk, Strategi
Pembelajaran, (Palembang: CV. Grafika Telindo), 2011, hal. 9
[19] Oemar Hamalik, Manajemen
Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA), 2008, hal. 162
[20] Ismail Sukardi, Op. Cit., hal.
31
[21] Oemar Hamalik, Op. Cit., hal.
131
[22] Elhefi, dkk, Op. Cit.,hal. 11
[23] Ibid., hal. 23
[24] Ismail Sukardi, Op. Cit., hal.
33
[25] Http://tinatuslina.blogspot.com/2012/03/macam-macam-tehnik-penyajian-dalam.html, diakses pada 06
Oktober 2012, pukul 18:48 WIB.
[26] Http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/18/definisi-strategi-metode-dan-teknik-pembelajaran/, diakses pada 06
Oktober 2012, pukul 19:03 WIB.
[27] Http://animenekoi.blogspot.com/2012/01/strategi-pendekatan-dan-teknik.html, diakses pada 06
Oktober 2012, pukul 19:06 WIB.
[28] Ismail Sukardi, Op. Cit.,
[29]
Http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/,
diakses pada 06 Oktober 2012, pukul 18:10 WIB.