Jumat, 28 Desember 2012

Metode PAIKEM II



1.        Plantet Questions (Pertanyaan Rekayasa)
Metode ini memungkinkan anda untuk memberikan informasi sebagai jawaban atas pertanyaan yang pernah diberikan kepada peserta didk yang dipilih. Meskipun anda, sebenarnya, memberikan pelajaran yang telah disiapkan dengan baik, hal ini mengesankan pada peserta didik lain bahwa anda hanya mengerjakan satu sesi tanya jawab.[1]
Strategi ini membantu anda untuk mempresentasikan informasi dalam bentuk respon terhadap pertanyaan yang telah ditanamkan/diberikan sebelumnya kepada peserta didik tertentu. Sekalipun anda memberikan pelajaran seperti biasanya, tetapi efeknya adalah peserta didik melihat anda melaksanakan sesi tanya jawab. Lebih dari itu, strategi ini dapat membantu peserta didik yang tidak pernah bertanya atau bahkan tidak pernah berbicara pada jam-jam pelajaran untuk meningkatan kepercayaan diri dengan diminta menjadi penanya.[2]
Langkah-langkah penerapan Plantet Questions:
a.       Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan pada materi pelajaran yang akan disajikan. Tulislah tiga sampai enam pertanyaan dan urutkan pertanyaan tersebut secara logis.
b.      Tulislah setiap pertanyaan pada sepotong kertas (10 X 15 cm), dan tuliskan isyarat yang akan digunakan untuk memberi tanda kapan pertanyan-pertanyaan tersebut diajukan tanda yang bisa digunakan di antaranya:
·         Menggaruk atau mengusap hidung,
·         Membuka kaca mata,
·         Menyembunyikan jari-jari dan lain-lain.
c.       Sebelum perlajaran dimulai, pilihlah siswa yang akan mengajukan pertanyaan tersebut, berikan kertas yang telah dibuat dan jelaskan petunjuknya. Yakinkan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak diketahui oleh siswa lain.
d.      Bukalah sesi tanya jawab dengan menyebutkan topik yang akan dibahas dan berilah isyarat pertama. Kemudian jawablah pertanyaan pertama, dan kemudian teruskanlah dengan tanda-tanda dan pertanyaan-pertanyaan berikutnya.
e.       Sekarang bukalah forum untuk pertanyaan baru (bukan yang sebelumnya disusun).[3]
Kelebihan metode pembelajaran Planted Questions:
a.       Melatih konsentrasi siswa terhadap kode atau isyarat yang diberikan oleh guru dalamm proses pembelajaran.
b.      Membuat siswa yang pasif/kurang aktif menjadi terlihat aktif dengan pertanyaan rekayasa yang diberikan kepadanya. Adanya minat belajar bagi siswa yang kurang aktif tersebut.
c.       Menyama-ratakan antara siswa aktif dan yang kurang aktif dengan dorongan pertanyaan rekayasa tersebut.
d.      Membangkitkan rasa percaya diri murid dalam tanya jawab.
e.       Menjadikan umpan yang baik kepada siswa untuk aktif dalam tanya jawab pada pembelajaran selanjutnya.


Kekurangan metode pembelajaran Planted Questions:
a.       Apabila siswa tidak respek terhadap kode atau lupa, maka proses pembelajarannya akan menjadi berantakan. Bisa juga terjadi kesalah-pahaman antar sesama siswa terhadap kode yang diberikan oleh guru.
b.      Apabila memang benar-benar ada siswa yang ingin bertanya (diluar dari pertanyaan rekayasa) maka akan menimbulkan penundaan ataupun pengabaian (sementara) terhadap siswa tersebut.
c.       Pembelajaran akan terasa menjenuhkan bagi siswa yang tidak aktif (tidak juga diberi pertanyaan rekayasa).

2.        Learning Contract (Kontrak Nilai)
Kontrak belajar adalah salah satu metode yang dikembangkan guru untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang hendak dikerjakan siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.[4]
Langkah-langkah penerapan Learning Contract:
a.       Setiap peserta didik diminta untuk memilih sebuah topik yang akan dipelajari secara mandiri.
b.      Dorong peserta didik untuk membuat rencana studi dengan hati-hati. Beri waktu yang cukup untuk membuat perencanaan.
c.       Minta peserta didik untuk membuat kontrak tertulis yang mencakup kategori berikut:
Tujuan pembelajaran yang akan dicapai peserta didik.
·         Pengetahuan atau kemampuan spesifik yang akan dikuasai,
·         Kegiatan belajar yang akan dikerjakan,
·         Tanggal penyerahan.
d.      Diskusi proposal kontrak belajar dengan peserta didik. Beri saran tentang sumber-sumber bacaan yang tersedia. Beri masukan untuk perubahan bila perlu.[5]
Variasi:
a.       Buat kontrak belajar secara berkelompok.
b.      Guru/dosen memilih topik tertentu atau pilihan terbatas. Tetapi peserta didik tetap diberi kebebasan dalam memilih cara pengerjaan tugas masing-masing.[6]

3.        Crossword Puzzle (Teka-teki Silang)
Menurut Zaini dkk (2008: 71) menyatakan bahwa teka-teki dapat digunakan sebagai pembelajaran yang baik dan menyenangkan tanpa kehilangan esensi belajar yang sedang berlangsung, bahkan pembelajaran dengan ini dapat melibatkan partisipasi peserta didik secara aktif sejak awal.[7]
Langkah-langkah penerapan Crossword Puzzle:
a.       Tulislah kata-kata kunci, terminologi atau nama-nama yang berhubungan dengan materi kuliah yang telah anda berikan.
b.      Buatlah kisi-kisi yang dapat diisi dengan kata-kata yang telah dipilih (seperti dalam teka-teki silang). Hitamkan bagian yang tidak diperlukan.
c.       Buat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya adalah kata-kata yang telah dibuat atau dapat juga hanya membuat pernyataan-pernyataan mengarah pada kata-kata tersebut.
d.      Bagikan teka-teki ini kepada peserta didik. Bisa individu atau kelompok.
e.       Batasi waktu mengerjakan.
f.       Beri hadiah kepada kelompok atau individu yang mengerjakan paling cepat dan benar.[8]



Menurut Silberman (2007: 82) langkah-langkahnya antara lain:[9]
a.       Langkah pertama adalah mencurahkan gagasan (brainstorming) beberapa istilah atau nama-nama kunci yang berkaitan dengan pelajaran studi yang telah anda selesaikan.
b.      Susunlah teka-teki silang sederhana, yang mencakup item-item sebanyak yang anda dapat.
c.       Buatlah contoh-contoh item-item silang, gunakan diantara macam-macam berikut ini:
·         Definisi pendek (“tes yang digunakan untuk menentukan reliabilitas”)
·         Kategori yang sesuai dengan item (“jenis gas”)
·         Contoh (“frase a pleasant peace” adalah contoh untuk ini)
·          Lawan kata (“lawan dari demokrasi”)
d.      Bagikan teka-teki kepada peserta didik dengan berkelompok atau individu.
e.       Masukan kata yang beresuaian dengan panjang kotak yang tersedia secara berkesinambungan sampai seluruh kotak terisi penuh.
f.       Aturan pengisian kata-kata tersebut berhubungan dengan penyamaan jumlah karakter pada pengisian kata-kata kedalam kotak teka-teki.
g.      Isilah teka-teki tersebut secara mendatar ataupun menurun.
h.      Tentukan batasan waktu.
i.        Beri hadiah kepada individu atau kelompok yang mengerjakan paling cepat dan benar.
Kelebihan metode pembelajaran Crossword Puzzle:
a.       Membuat inti atau pokok-pokok materi pembelajaran menjadi cepat dan ringkas.
b.      Pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga membangkitkan minat anak didik.
c.       Siswa menjadi aktif sejak awal pembelajarannya.
Kekurangan metode pembelajaran Crossword Puzzle:
a.       Apabila terjadi kesalahan pengisian jawabann pada salah satu kotak jawaban, maka pada kotak selanjutnya yang berada didekat kotak tersebut (yang berhubungan dengan kotak tersebut) menjadi salah juga, sehingga menimbulkan kebingungan atau kesulitan untuk mengisi jawaban pada kotak jawaban yang lain.
b.      Jawaban yang digunakan biasanya kata-kata yang sulit.

4.        Silent Demonstration (Demonstrasi Bisu)
Strategi ini dapat digunakan untuk mengajar langkah-langkah suatu proses atau keterampilan yang lain. Dengan mendemonstrasikan langkah-langkah suatu prosedur dengan cara diam (bisu), anda mendorong peserta didik untuk tetap menjaga perhatian. Strategi ini dapat digunakan dengan baik untuk mengajarkan keterampilan atau materi-materi yang menurut kerja psikomotorik.[10]
Langkah-langkah penerapan Silent Demonstration:
a.       Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.
b.      Mintalah kepada siswa untuk memperhatikan anda mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas anda di sini adalah memberikan gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap siswa akan banyak mengingat apa yang anda kerjakan. Dalam kesempatan ini anda hanya dituntut membangun kesiapan belajar mereka.
c.       Bentuk siswa menjadi pasangan-pasangan. Demosntrasikan lagi bagian peserta dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru.
d.      Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa masih kesulitan, ulangi lagi demonstrasi anda, komentari observasi yang benar.
e.       Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan prosedur dari awal sampai akhir.[11]
Kelebihan metode pembelajaran Silent Demonstration:
a.       Membuat peserta didik berkonsentrasi dan memperhatikan dengan baik dan benar apa yang didemonstrasikan oleh gurunya.
b.      Siswa menjadi lebih mengerti akan maksud dari isi materi yang disampaikan oleh guru.
Kekurangan metode pembelajaran Silent Demonstration:
a.       Sering terjadi kesalahan penafsiran praktek (demonstrasi) yang dilakukan guru oleh siswa.
b.      Tidak semua materi dapat dilakukan atau digunakan dalam metode ini.
c.       Perlu dilakukan berulang-ulang, hingga siswa benar-benar mengerti.


[1] Hamruni, Strategi Pembelajaran. (Yogyakarta: INSAN MADANI), 2012, hal. 179 
[2] Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, Hal. 46
[3] Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori  dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR), 2011, Hal. 113
[5] Hisyam Zaini dkk, Op. Cit., Hal. 64
[6] Ibid., Hal. 66
[7] Http://putranyapermata.wordpress.com/pendidikan/metode-pembelajaran/, diakses pada 10 Oktober 2012, pukul 09:23 WIB.
[8] Hisyam Zaini dkk, Op. Cit.
[9] Http://putranyapermata.wordpress.com/pendidikan/metode-pembelajaran/, diakses pada 10 Oktober 2012, pukul 09:23 WIB.
[10] Hisyam Zaini dkk, Op. Cit.. Hal. 79
[11] Agus Suprijono, Op. Cit., Hal. 115