Senin, 23 November 2015

It's You, MyLovely Twenty

hello my hero, i miss u so bad..
sobat, cerita kami mungkin bukan seperti realita nyata, bahkan kami sendiri pun tak percaya akan cerita ini.
bermula ketika aku benar-benar jatuh, ia adalah orang yg dengan polosnya mampu membangkitkan aku.
aku bertemu dengannya dengan cara yang unik, suatu pertemuan yg secara kebetulan, namun menetap dengan sengaja.
bermula dari ketika aku dan ia sama-sama tak berniat tuk saling mengenal,
Ia hadir karena perintah, dan aku datang karena arahan.
Ya, benar, ada orang lain yg benar-benar ambil alih dalam hal pertemuam diantara kami.
pertemuan yg hanya dikuatkan dengan tekat dan tanpa keraguan, ternyata menyisakan cerita yg unik yg membuat kami merindukan pertemuan itu.
Aku memilihnya karena ia yg benar-benar mampu mengajak ku pergi dari keterpurukanku saat itu, ia menarikku keluar.
bahkan tanpa aku tahu, telapak tangan yg ia gunakan untuk menarikku pun bahkan memiliki luka yg sama.
aku percaya kisahnya, bahkan ketika yg lain berusaha meyakinkan ku kenyataan yg berbeda.
darinya, aku belajar arti pengorbanan,
aku belajar kesungguhan,
aku belajar menerima, bahwa hidup bukan hanya tentang apa yg kita inginkan,
tapi tentang apa yg terjadi dan harus kita jalankan.
ia menunjukkan kesabarannya untuk mengajarkanku,
ia menunjukkan kerapuhannya untuk menyadarkanku,
ia menunjukkan ketegasannya untuk melatihku,
namun sayang, ini terlalu sulit.
kesabarannya menakutiku, aku berpikir tentang kepeduliannya
kerapuhannya mengkhawatirkanku, aku berpikir tentang masalalunya
ketegasannya meragukanku, aku berpikir tentang kesungguhannya
sayanģ, aku tak mampu menjadi orang lain seperti sebelumnya..
untukmu, aku menjadi apa adanya diriku
tak ingin ku tutupi, tak juga ingin ku sembunyikan.
aku ingin kamu tahu, aku merindukan kamu
waktumu, yg tak sepenuhnya mampu aku ikuti
waktumu, yg tak mampu aku miliki
waktumu, yg tak sanggup aku tuk mengusiknya
sayang, aku selalu membiasakan diriku tuk menjadi seperti mu
tapi sungguh, aku selalu gagal.
aku seperti tak mengerti kesibukanmu, padahal aku mengerti
aku seakan tak peduli pekerjaanmu, padahal aku peduli
aku serasa tak peka pengertianmu, padahal aku peka
entah, rasa itu terus muncul...
sayang, hanya saja aku terlalu merindukanmu,
sementara cara merindu kita berbeda..
aku dengan keresahanku, dan kamu dengan kedewasaanmu.
sayang, bukan kah jarak tak seharusnya membuat kita jauh?
sayang, aku merindukan saat dimana aku dirindukan dengan cara yg tak dewasaku.
namun aku tak berharap banyak, ketika aku mulai diam, maafkan, aku mulai lelah berharap.
aku lelah berusaha menjadi seperti caramu, namun tetap tak bisa.
maaf, aku menjadi serakah karena perasaanku.
maaf bahkan aku tak mampu mengalahkan keegoisanku ketika aku benar-benar merindumu.
sayang, merindumu, membunuh pengertianku.
namun sayang, mengertilah, ketika aku diam, its mean i miss u so bad.

Kamis, 08 Oktober 2015

Im so sorry, Forgive me.

Hai? Hallo? Selamat siang? Selamat pagi? Selamat sore? atau Selamat malam?
ntah kapan kamu membaca ini, greeting apapun telah ku persiapkan.
Bagi kamu yg mengenaliku, apa kabar? baik-baik saja kan?
dan bagi kamu yg belum sempat mengenaliku, salam kenal.
Perkenalkan, nama saya Iin Apriliyani, teman-teman sayaa biasa memanggil saya iin.
Saya kelahiran Palembang, tinggal di Palembang dari lahir hingga sekarang.
Umur saya 22 tahun, kelahiran tahun 1993, sekolah saya SMU tamatan 2010,
alhamdulillah saya selesai pendidikan s1 saya pd pertengahan tahun 2014.
Sekarang saya berprofesi sbg guru di salah satu sekolah negeri dn bimbingan belajar
yang cukup ternama di kota saya. Mungkin cukup perkenalan tentang saya.
Langsung saja, tulisan kali ini saya buat untuk orang-orang yg mungkin pernah saya sakiti
atau sebaliknya pernah merasa menyakiti saya. Tulisan ini juga ku tulis untuk orang yg aku percaya takkan menyakiti orang dan takkan membuatku menyakiti org lain lagi.
baiklah saya akan mulai,

#pertama
"Teruntuk mereka yang pernah menyakitiku"
Ku katakan dengan jelas, aku takkan benci dan bahkan takkan bisa membenci. bagiku, kesalahan masa lalu lah yg membuatku lebih baik. tak masalah, sesakit apapun pernah kurasa olehmu, takkan pernah ada dendam. Aku memaafkan bahkan hal-hal yg membuatmu malu untuk meminta maafku. Tak ada, bagiku kesalahanmu adalah hal yg harus ku ingat hanya pada saat itu, saat ini waktu pun telah berbeda, tak ku coba tuk terus mengingatnya, namun tak bohong, tak mungkin aku lupa. Aku ingin hanya menjadikan kalian teman terbaikku untuk masa mendatang, sebagai saudara. Jangan ragu, aku tak mendendam. Namun mungkin untuk langsung melacak keberadaanmu demgan sengaja, aku tak punya waktu. Jadi jika bertemu denganku entah itu kapan, jgn takut ku abaikan. Kalian semua guru bagiku.

#kedua
"Teruntuk kamu yang pernah kusakiti"
Jika kamu lelaki: entah itu kesalahanku yg disengaja atau bukan, aku meminta maaf. Mungkin salahku tak memikirkan perasaan kalian, aku kejam, egois, tapi ketahuilah takkan aku lupa, aku bahkan masih merasa bersalah hingga detik ini. Tapi jujur, aku tak berpura-pura sejak awal, aku bersungguh-sungguh. Namun mungkin kesalahanku aku tak bs bertahan sampai akhir. Maaf seribu maaf. Aku tak bisa memaksakan perasaan, lebih baik mengakhiri daripada aku harus berpura-pura nyaman disisa perjalanan kita. Mungkin sakit, bagimu, namun bagiku ada juga seribu rasa penuh penyesalan. Maaf, bahkan jika saat ini kamu menolak tuk berbicara pdku, aku terima. Aku tahu kesalahanku.

Jika kamu perempuan: entahlah, aku tahu bagaimana sebenarnya perasaanmu, aku juga perempuan sama sepertimu. Namun jujur, tak pernah aku berpikir menyakitimu dengan sengaja. Apabika aku menyakitimu, bahkan kau menganggapku merebut apa yg seharusnya adalah untukmu, maafkan aku, bahkan semua yg kulakukan baru kusadari setelah aku merasa terlalu nyaman. Tak ada yg aku ketahui sebelumnya, bahkan tentangmu yg telah aku sakiti, aku tak tahu apapun ceritamu, hingga akhirnya bari kusadari telah menyakiti kaum yg sama sepertiku. Demi Tuhan, aku bahkan tak menyadari berada diantara kamu, karena apa yg ku ketahui bukan apa yg sebenarnya kau alami. Maafkan aku atas kecerobohanku itu. Namun, bahkan ketika aku tahu pun, aku telah terlalu nyaman dengan apa yg dahulunya itu milikmu, aku tahu sakitmu, namun kumohon mengertilah apa yg aku takutkan, aku takut saakitmu menjadi sakitku. Egois bukan? iya aku sadari, tapi bahkan sakitmu tak sengaja aku ikut campur didalamnya, aku tak tahu dirimu ada. Aku baru tau bahkan ketika aku telah merasa nyaman, lalu harus kah aku melepas itu untukmu? Seandainya saja sejak awal aku tau, takkan mungkin aku lakukan. Aku tak bisa melepaskannya untukmu lagi, tak bisa mengembalikannya. Maafkan aku, dengan tau bagaimana yg kau rasa, bahkan aku tak bisa mengembalikannya. Doa mu untuknya, pengharapan karmamu untuknya, takkan ku biarkan. Maafkan aku, bahkan aku tak mendukung doamu. Karna bagiku, aku ada untuk melindunginya, sama sepertimu dahulu melindunginya. Aku takkan mengembalikannya, namun, jika kau ingin merebutnya kembali, silahkan. Cobalah sebisamu, karna ku yakin jika dia yg terbaik untukku takkan dia terayu walau bidadari yg menggodanya. Jika ia kemudian kembali padamu, aku hanya percaya bahwa "tulang rusuk takkan tertukar dengan pemiliknya". Begitu jg terhadapmu, jika ia tak kembali, kuharap mengerti tulang rusukmu mencari pemilik aslinya.

dan "ketiga", untukmu yg nantinya bersamaku, aku tahu kita mempunyai kesalahan yg sama. Jangan bertitiktumpu pada masalalu. Masa depan tak butuh masa lalu. Masalalu jadikan pengalaman hidup untuk menjadi lebih baik. Teruskan jika kau yakin bersama ku, hentikan saat ini juga jika masih ada masalalu dibenakmu. Terimakasih telah menjadi kejam karena ku, terimakasih lebih mempercayaiku. Namun, sekeras apapun kita merasa benar, oranglainpun merasa benar. Minta maaflah, jika itu lebih membuat orang lain merasa lebih baik. Setidaknya, mereka adalah bagian dari cerita hidupmu yg takkan bisa kamu hapus kisahnya. Meminta maaf atas kesalah yg bahkan tak kita lalui lebih baik daripads kita menerima maaf dr hal yang tak kita sadari. Aku percaya, "insan yg baik-baik akan mendapatkan yg baik-baik juga".


Namun terlepas dari semuanya, pernah baik atau burukkah kita, aku percaya apa yg terjadi adalah rencana Tuhan. Hidup itu tak selamanya tentang bahagia, juga tak selamanya tentang tangisan. Akan ada masa dimana kita benar benar menemukan yg paling tepat diantara yg tepat, namun ketahuilah yg dipilhkan Tuhan adalah sebagai cobaan bahkan penghibur diri. Tak selamanya ia baik juga tak selamanya ia buruk. Ia mempunyai sisinya sendiri. Jangan terlena karena baiknya, juga jangan membenci karena buruknya..
Apa yang pergi apa yang datang semua rencana Tuhan. Sesuatu yg ditakdirkan memang untuk kita, sesulit apapun jalannya ia akan kembali pada kita. Begitu pun sebaliknya, yang tak ditakdirkan untuk kita, sekuat apapun kita genggam pada akhirnya akan lepas juga. Namun, tak ada salahnya kita berdoa dan berjuang akan hal yang kita miliki saat ini yg kita tidak tahu seperti apa akhirnya. Lakukan yg terbaik sajà.

Sabtu, 15 Agustus 2015

the last

Hello August..
I don’t know what a problem with you..
Every we meet, I just feel hurt, and this time its so hurt.
Aku tak tahu, apa aku yang terlalu bodoh atau mereka yang terlalu kejam.
Yang pasti, disetiap semua kebohongan dan sandiwaranya mereka, aku percaya.
Tak ada rasa benci, hanya saja rasa kecewa pada takdir Tuhan,
Yang selalu menempatkan aku pada posisi “orang yang bodoh”.
Bertemu dengan orang yang pandai berucap namun tak pandai menjaga perasaan.
Bukan tak pandai, bahkan memang tak bisa, teruntuk diriku.
I just think they are so honestly,I don’t care if they don’t.
Be patient, always hope “the dark will be shine tomorrow”,
Like a stupid girl, just pray and always hope a magic story will be come and changing all.
But never I get it. Just felt hurt, always cried, and never smile. Its so fun yeah!
My mom said “tanamlah kebaikan, jangan pedulikan kejahatan mereka. Kelak kamu akan dapatkan  buah pohon manis yang kamu tanam hari ini”.
Lalu aku bertanya, “Ma, lantas mereka yang jahat kepadaku akan mendapat apa?”
“mereka akan mendapat penyesalan. Tak untuk hari ini, tapi mungkin besok. Bisa jadi ia akan tau seberapa baik kamu ketika kamu tak peduli lagi dengannya. Tapi bisa jadi dia menyesal karena memilih bahkan seseorang yang bahkan tak lebih baik dari dirimu”, Jawab Mama.
“Benarkah, Ma?” aku tanya lagi kepada Mama. ”tentu saja, percayalah orang yang baik akan mendapatkan yang baik juga. Begitu juga dia, jika dia baik dia akan dapat yang baik juga. Namun, yang baik untuknya bukan kamu, Nak. Orang yang baik untuknya adalah orang yang sama dengannya.” Jawab Mama.
“lalu apa dia bisa dapat yang lebih baik, Ma?” tanyaku pada Mama
“Mengapa kamu pedulikan?” tanya Mama balik kepadaku
“Aku bukan peduli, Ma, aku hanya berharap akan ada masa dimana mereka yang buruk akan dapat yang baik untuk membimbingnya menjadi yang lebih baik” jawabku kepada Mama.
Mama tersenyum kemudian berkata,“Itu bukan peduli, tapi itu cinta. Rasa cintamu adalah rasa kagummu. Rasa itulah yang mendorongmu berharap dan khawatir terhadapnya”.
“benarkah, Ma?” tanya ku lagi.
“tentu, Nak, ketika kamu menyukai seseorang dengan perasaan yang tulus, hal yang kamu lakukan adalah mencoba menjadi yang terbaik untuknya. Seburuk apapun kamu, yang kamu lakukan untuknya adalah yang terbaik yang dapat kamu lakukan, bahkan jika kau harus memaksa dirimu tuk menjadi orang lain demi membuatnya merasa nyaman, maka kau akan lakukan itu untuknya”. Jawab Mama
“Benar, Ma. Itu yang aku lakukan untuknya. Ma, dia pernah bilang kepadaku, jika dia ingin melindungi orang yang ada di masa lalu nya, ketika saat itu aku didekatnya? Dia peduli terhadap perasaan wanitanya itu, dia khawatir dengan yang akan dihadapi wanitanya itu, tapi saat itu ia tak mempedulikan perasaan aku yang mendengarnya. Apakah  dia yang seperti itu juga termasuk tulus, Ma?” tanyaku pada Mama
“benar, Nak. Itulah ketulusannya. Tanpa harus diminta melindungi ia melindungi, tanpa harus diminta memperhatikan ia memperhatikan, ia mempedulikan orang yang bahkan bukan miliknya lagi. Itulah sebuah ketulusannya terhadap wanitanya itu.” Terang Mama
Dengan sedikit tersenyum namun meneteskan air mata tanpa tangisan aku bertanya, “Lalu baginya aku ini apa, Ma?”
“Nak, sebenarnya kamu sudah tahu itu. Cintanya bukan untukmu, tapi untuk orang lain. Dia hanya ragu, takut melakukan kesalahan lagi dengan wanitanya itu. Tapi tanpa ia sadari, apa yang ia lakukan sebenarnya menunjukkan bahwa sebenarnya ia ingin mengulanginya lagi. Nak, ketika seseorang mengkhawatirkan orang lain, saat itulah ia menyimpan rasa yang lebih dari sekedar rasa peduli. Itu adalah rasamu untuknya, dan rasanya untuk orang lain”, jawab Mama dengan elusan lembutnya dikepalaku.
Aku sedikit terdiam, seakan perkataan Mama terhentak menyadarkanku, rasa sakit ini yang ku tahan benar seperti itu kenyataannya. Terjatuh, air mata terjatuh, semua amarah semua kecewa semua sesal mulai bermunculan dibenakku. Seketika ku berniat tuk membencinya. Namun, sekali lagi ku ingat ucapan Mama,” bukan, bukan aku sendiri yang seperti ini. Inilah mungkin apa yang ia rasakan terhadap wanitanya. Semua yang pernah ia ceritakan kepadaku, tentang aku yang tak tahu bagaimana yang ia rasakan, semuanya teringat. Mungkin ini yang ia rasakan…” pikirku sendiri.
Lalu ku tanya kepada Mama, “Ma, saat ia seperti itu kenapa hatiku terasa sakit, Ma? Sangat sakit. Ma, apakah mungkin ia pernah memikirkanku seperti aku yang memikirkannya? Ma, disana apa ia seperti ini juga? Atau mungkin disana ia bisa tersenyum, bisa tertawa bahkan apa mungkin disana ia lupa aku disini? Bagaimana perasaanku, Ma?” tanya ku dengan duka seakan penuh rasa diabaikan
“dengarkan Mama, berhenti menangis. Air matamu tak untuk kau buang terhadap hal yang kau perjuangkan untuk bahagia”  ucap Mama pada anak bodohnya ini
“aku tak ingin menangis, tapi hati ini Ma, ia membuatnya terasa sakit sekali, Ma” jawabku terisak
“Rasa sakit dihatimu karena pengharapanmu sendiri yang terlalu berlebihan, Nak. Kamu mengaguminya terlalu berlebihan”  terang Mama
“berlebihan? Apanya yang berlebihan, Ma? Ia sendiri yang memberi harapan itu, Ma.” Ceritaku
“tidak nak, rasa kagummu itu yang membuatmu merasa ia memberi harapan itu. Ia mungkin tak berpikir seperti itu. Kamu yang menyukainya secara berlebihan, Nak. Hal itu lah yang membuatmu sakit. Kamu menjadikan dirmu orang lain ketika kamu menyukainya. Yang kamu pikirkan hanyalah bagaimana ia bahagia, bagaimana ia nyaman ketika ia berada didekatmu. Kamu tak memikirkan hatimu sendiri, kamu tak peduli dirimu sendiri. Apakah hatimu rapuh? Apakah dirimu kuat? Apakah mereka sanggup? Kamu hanya memikirkan bagaimana caranya membuat ia bahagia, bukan memikirkan cara membuat dirimu bahagia,” jawab Mama penuh pengertian
“aku bahagia, Ma”  ucapku pada Mama
Mama tersenyum sembari mengatakan, “Tidak Nak, kamu bukan bahagia. Kamu hanya bertahan. Bertahan pada keadaan yang kau anggap bisa membuatmu bahagia namun nyatanya kamu bukan bahagia, tapi kamu tertekan.. tertekan pada keadaan dimana kamu berada diantara pilihan tetap disana atau harus pergi”.
”Ma, sebenarnya aku lelah, tapi aku masih ingin tetap disana..” ungkapku pada Mama
“Kamu hanya nyaman, bukan tak bisa tanpanya. Kamu hanya tak mau mencoba mencari kenyamanan ditempat lain. Mungkin ditempat lain lebih baik? Disini kamu hanya sendiri merasa nyaman itu, ia tidak merasakannya. Carilah tempat yang bisa membuatmu merasakan kenyamanan bersama-sama.”  Ucap Mama
“apa aku bisa Ma?” tanya ku lagi, ”Ia terhebat, Ma, aku tak mengenalnya tapi aku menyukainya. Aku yang bodoh atau dia yang terlalu hebat?”
“kamu tak bodoh, dan dia tak hebat. Hanya saja salahmu adalah kamu mempercayai seseorang begitu saja tanpa ada alasan. Kamu menyukai semua yang ada padanya, entah itu baik atau buruknya. Kamu tak perlu tau seperti apa dia, dan bagaimana dia. Caramu menyukainya yang terlalu lugu tanpa alasan itu yang salah” jawab Mama
“lalu aku harus bagaimana, Ma?” tanyaku terdiam
“kamu hanya perlu bertindak adil pada dirimu sendiri. Pikirkan hatimu ketika kau bertindak. Dirimu kadang berbohong ia tak sakit,namun hatimu takkan pernah berbohong. Ia merasakannya, hanya saja kau yang seakan tak peduli dengan rasanya” jawab Mama
”Ma, kali ini aku benar-benar lelah, Ma. Semua pengorbanan ku tak berarti sedikitpun baginya. Semua usahaku tak tenilai sedikitpun. Ia hanya melihat sinar kecil ditempat lamanya, ia tak mampu melihat matahari yang dengan lelah aku bawakan untuknya. Bukan tak mampu, tapi ia tak ingin melihatnya.” Keluhku pada Mama. “Ma, jika suatu saat aku benar-benar pergi dari dirinya, apakah aku salah? Kejamkah aku?” tanyaku pada Mama
“Benar Nak, kamu kejam, kecewa tak harus menjauhi seseorang” Jawab Mama
“Tapi ia yang mengajarkanku seperti itu. Bahkan ia meninggalkanku tanpa ku tahu salah apa aku saat itu. Ia pergi bahkan tanpa izin sedikitpun. Ia pergi bahkan tanpa berucap maaf sedikit saja. Hingga ia benar-benar menghilang hanya menyisakan pertanyaan besar mengapa aku diperlakukan seperti itu? Apa salahku? Apa kurang ku? Apa maunya mendekatiku kemudian menjauhiku? Apa maksudnya menggiring ku masuk kedunianya kemudian ia yang mengusirku? Sudah puas kah ia? Sudah bangga kah ia? Bahagiakah?” ucapku seakan tak terima.
Aku tak mampu menahan tetesan-tetesan air yang penuh sia-sia ku tumpahkan untuknya. Malu, ada rasa malu yang ku luapkan ke Mama. Namun, hanya terpikir untuk menangis pada saat itu. Terdiam…
Sementara Mama melihatku dengan penuh penyesalan, penuh kesedihan, diriku tak mampu melihat seorang Mama merasakan sedih seakan ia yang bersalah disana.
“Sudah Nak, jangan menangis. Air matamu dibutuhkan untuk menyambut bahagiamu besok. Jangan sia-siakan air mata itu. Air matamu mahal. Kau harus sakit dahulu baru meneteskannya. Lalu, kau ingin terus-terusan membuangnya? Bodoh, anak Mama tak bodoh. Ia bukan awan mendung, ia mentari pagi. Ia mampu menghidupkan cahaya terang disebuah tempat yang gelap sekalipun. Nak, seribu orang yang menyayangimu diluar sana, jangan pernah menangis karena satu orang yang salah” ucap Mama
“Tuhan tak adil, Ma” ucapku pada Mama
“Bukan, bukan tak adil. Hanya saja Tuhan sengaja mempertemukanmu dengan yang salah sebelum kamu dipertemukan pada yang benar” ungkap Mama
Aku terdiam, amarahku seakan tertahan untuk ku luapkan ketika ku dengar perkataan halus Mama. Benar, Mama benar. Tuhan takkan membuatnya hancur jika itu yang terbaik. Tuhan selalu menggagalkan karena masing-masing dari kami memang benar tak dapat disatukan. Ia dengan rasa ego nya tak pernah memikirkan perasaanku, dan aku yang benar-benar lelah hanya berjuang sendiri mempertahankannya, tak mungkin bisa bersama.
Terima kasih untuknya, ku lelah, kini aku benar-benar lelah. Tak ada lagi tujuanku, bahkan ku buang semua harapanku. Lukisan yang pernah ku sketsa-kan, semua telah ku hapus. Ku biarkan rasa ku pergi menjauh darimu, bahkan ku ajak ia tuk pergi menjauh walaupun ia sebenarnya tak mau. Rasa yang tak pernah kau sadari ini lah, yang membuatku mengajak paksa ia tuk pergi.
Jika suatu saat ia tersadar, dan menemukanku disuatu waktu yang bahkan tak ingin aku harapkan datang, ketika itu aku tahu itu dia namun aku tak memberikan kata sepatahpun bahkan senyumku untuknya, ketahuilah, saat itu aku sedang berusaha melupakannya. Melupakannya, bukan kenangannya. Aku tak ingin mengenang hal yang membuat ku sakit. Aku tak ingin mengingat hal yang menjatuhkanku, hal yang memaksaku tuk bangkit namun mendorongku jatuh lebih dalam lagi. Ketika saat itu ia memikirkan jahat tentangku, ketahuilah, kecewanya padaku saat itu tak sebanding hancurnya rasaku saat ini karenanya.
Jika saja ia bertanya seberapa sakitnya perasaanku karenanya, tolong katakan saja padanya, rasa sakitnya bahkan lebih sakit dari bagaimana rasanya ia memendam rasanya pada masa lalunya, lebih bingung dari rasa ketika ia merasa bingung membandingkanku dengan masa lalunya, lebih luka dari ketika ia tahu masa lalunya bersama orang lain, dan lebih hina dibanding ketika ia dicemooh oleh masa lalunya. Mengapa? Karena setidaknya ia disakiti oleh masa lalu yang pernah menghargainya, namun aku? Aku disakiti oleh masa yang sia-sia oleh orang yang tidak pernah berusaha menghargaiku selama ini.
Benar, aku bukan yang terbaik, tapi jangan melukai yang buruk demi hal yang belum tentu lebih baik. Tak pernah bertemu bukan berarti  harus semena-mena, yang dipermainkan itu perasaan, bukan jasadnya. Jika disuruh memilih, benar seharusnya dan sebaiknya tak usah dan jangan pernah bertemu. Bukan karena benci yang terlalu banyak, namun hanya saja aku khawatir ketika aku bertemu dengannya yang terpintas hanyalah bagaimana “kebodohanku” bertahan mempertahankannya sendirian, tanpa diharapkannya, dan tanpa dihargainya.
Namun sudahlah, aku tak peduli tentangnya lagi. Mau apa dia, akan seperti apa dia adalah pilihannya. Tak ada dendam sedikitpun terhadapnya. Hanya saja saat ini diri berusaha memberontak tuk menjadi orang yang bodoh lagi. Aku berterima kasih, karenanya  aku terbangun dari kebodohan nyata ku selama ini.
Sama hal nya seperti kalimat yang sempat ku kutip, “Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini. Walaupun yang kau tunggu tak pernah datang. Walaupun yang kau perjuangkan tak pernah sadar dengan apa yang kau lakukan. Nikmati saja. Kelak, dia yang kau cintai akan tahu, betapa kerasnya kau memperjuangkannya. Betapa dalamnya rasa yang kau simpan kepadanya. Dia hanya pura-pura tidak tahu, atau mungkin tidak mau tahu sama sekali. Tidak usah hiraukan, jika sampai hari ini kau masih memperjuangkannya, dan masih menunggunya, tidak masalah. Tidak ada salahnya dalam memperjuangkan cinta yang kau rasa. Namun, satu hal yang mungkin bisa kau renungkan. Menunggu ada batasnya. Dan, kau akan tahu kapan harus berhenti dan mulai berjalan lagi. Meninggalkan tempat di mana kamu pernah berjuang sepenuh hati, tetapi tak dihargai.”

Jumat, 12 Juni 2015

Perubahan

Apa kabar dunia? Kali ini aku akan berbagi ceritaku, dengarkan..
Sebuah cerita yang unik, yang ku mulai setelah aku membenci itu,
Lucu bukan, dulu jangankan aku berniat memintanya,
Bahkan ketika aku diberi pun "takkan ku ambil",
Tapi kini, yang dulunya ku harapkan jika ada pun silahkan pergi,
Tapi sekarang yang pergi itu pun slalu ku cari.
Bermula dari menilai sesuatu yang aku takuti, yang tak ku sukai,
Kemudian aku menilai sesuatu yang sebenarnya aku sukai itu, menjadi seakan-akan tak ku sukai.
Hingga pada akhirnya, dimana suatu cerita itu bermula,
Ada keajaiban, sebuah trik, sebuah rancangan yg bisa dibilang "kebohongan terencana" itu membuatku terbawa ke skenarionya,
Bahkan membuat aku menyukai hal-hal yang aku benci tanpa sepengetahuanku,
Hal yang selama ini membuat ku risih ternyata sangat nyaman,
Hal yang selama ini membuat ku takuti ternyata bisa membuatku tertawa,
Benar, ia seperti sebuah lukisan,
Bahkan hanya dengan melihat gambarnya saja tanpa perlu kau pergi kesana, kau sudah terhanyut, terpaku kearahnya,
Menyukai hal yang belum kau ketahui,
Merindukan hal yang bahkan belum pernah kau kunjungi,
Ada rasa ingin menggenggam sesuatu yang bahkan belum pernah kau sentuh,
Pernah kah merasa seperti itu? iya, mungkin "aneh" tapi entahlah..
Hanya saja, ketika kau menyukai sesuatu yg hanya bisa kau perkirakan dari kejauhan,
Kau harus sadar pada satu hal, "Yang dekat mungkin saja salah, apalagi jika jauh"
Tapi, antara suka tidak suka, bohong tidak bohong, ada satu hal yang pasti,
"Berpikirlah yang kau lakukan saat ini adalah kebenaran, walaupun nanti yang kau dapat adalah sebuah kesalahan, setidaknya ada masa dimana kamu berjuang menemukan jawaban dari rahasia hidup. Karena rahasia kehidupan tak akan muncul sendiri, ia muncul setelah kita mencarinya".

Sabtu, 11 April 2015

Doodlecolours

Yup!! akhir-akhir ini mungkin saya baru terjangkit virus doodle ya,. yang lain sih mungkin udah lama, tapi saya baru sekitar satu atau dua bulanan ini deh. Awalnya sih tertarik dari lihat siswa saya yang suka buat doodle, akhirnya saya minta buatin doodle, eh jadi saya deh yang nyoba-nyoba buat doole sendiri. hihihi banyak sih.. awalnya sih cuma sekedar doodleart yang sketh pensil doang, tapi makin tertarik setelah liat yang warna..
Heiho, pecinta dooleart, inilah koleksi doodle buatan tangan ku, yang dijamin ga pake jiplak dari yang lain.. tapi ya.. kalo mirip-mirip dikit atas nama blog saya, saya mohon maaf ya... ^^ tapi jujur ga ada niatan ngejiplak seluruhnya.. hehehe









ya.. inilah sebagian dari hasil tangan saya ya cemn-ceman doodle ^^ kalo menyerupai atau sama dengan karya ceman-ceman, so forgive all my mistakes yaaa.. so soryy..
next nanti saya upload doodle-art-sketh-pencils punya saya ya. :)