Jumat, 14 September 2012

Pengembangan Materi Pembelajaran


BAB I
PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.[1]
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar, serta materi pembelajaran yang disampaikan dan cara pengembangannya. Maka dari itu, dalam kesempatan kali ini, makalah ini akan membahas tentang Pengembangan Materi Pembelajaran.


BAB II
PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN
A.   HAKIKAT MATERI PEMBELAJARAN
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilai.[2]
Materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi 3 yaitu pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran siswa. Ketrampilan menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik dan nonfisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa.[3]
Bahasa atau materi pelajaran (leanrning materials) adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompentensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuanan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude).
Merril (1977), membedakan isi materi pelajaran menjadi empat macam yaitu: fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Fakta adalah sifat dari suatu gejala, peristiwa, benda, yang wujudnya dapat ditangkap oleh panca indra. Fakta merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan data-data spesifik (tunggal) baik yang telah maupun yang sesuatu dangan terjadi yang dapat diuji atau diobservasi.  Fakta merupakan materi pelajaran yang paling sederhana, karena materi ini sifatnya hanya mengingat hal-hal yang spesifik.
Konsep adalah abstralsi kesamaan atau keterhubungan dari sekelompok benda atau sifat. Suatu konsep memiliki bagian yang dinamakan atribut. Atribut adalah karakteristik yang dimiliki suatu konsep. Gabungan dari berbagai atribut menjadi suatu pembeda antara satu konsep dengan konsep. Lainya. Pemahaman tentang konsep harus didahului dengan pemahaman tentang data dan fakta, sebab atribut itu sendiri pada dasarnya adalah sejumlah fakta yang terkandung dalam objek.
Prosedur adalah materi  pelajaran yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menjelaskan langkah-langkah secara sistematis tentang sesuatu. Hubungan antara dua atau lebih konsep yang sudah teruji secara empiris dinamakan generalisasi yang selanjutnya dapat ditarik ke dalam prinsip. Materi pelajaran tentang prinsip akan lebih sulit dibandingkan dengan fakta, atau konsep. Sebab, seseorang akan dapat menarik suatu prinsip apabila sudah memahami berbagai fakta dan konsep yang relevan. Keterampilan ? dua bentuk, yaitu keterampilan intelektual dan keterampilan fisik. Keterampilan intelektual adalah keterampilan berpikir melalui usaha menggali, menyusun dan menggunakan berbagai informasi, baik berrupa data, fakta, konsep, ataupun prinsip, dan teori.[4]
Keterampilan fisik adalah keterampilan motorik seperti keterampilan mengoperasikan komputer, keterampilan mengemudi, keterampilan memperbaiki suatu alat, dan lain sebagainya. Menurut Hilda Taba (1962), bahasa atau materi pelajaran dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan, yakni fakta khusus, ide-ide pokok, konsep, dan sistem berpikir. Fakta khusus adalah bentuk materi kurikulum yang sangat sederhana. Ide-ide pokoko bisa berupa prinsip atau generalisasi. Konsep menurut hilda taba lebih tinggi tingkatannya  dari ide pokok.  Memahami konsep berarti memahami sesuatu yang abstrak sehingga mendorong anak untuk berpikir lebih mendalam. Konsep akan muncul lebih mendalam berbagai konteks situasi, misalnya konsep akan terkait dalam berbagai situasi, misalnya konsep tentang kemiskinan, kebudayaan, perubahan sosial, dan lain sebagainya.

                                                                                       
1.    Aspek-aspek Materi
Kalau kita mempelajari lebih dalam mengenai materi pelajaran maka kita dapat melihat adana berbagai aspek yang antara lain: konsep fakta, proses, nilai keterampilan, bahkan juga terdapat sejumlah masalah-masalah ang ada kaitannya dengan kehidupan masyarakat.
Istilah-istilah tersebut pada garis besarna ialah:
(1)  Konsep adalah suatu ide atau suatu pengertian yang umum, misalnya sumber kekayaan alam ang dapat diperbaharui.
(2)  Prinsip adalah suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau merupakan suatu petunjuk untuk berbuat/melaksanakan sesuatu.
(3)  Fakta adalah sesuatu yang telah terjadi yang telah dikerjakan/dialami.
(4)  Proses adalah serangkaian perubahan, gerak-gerakan perkembangan.
(5)  Nilai adalah suatu pola, ukuran atau merupakan tipe atas model.
(6)  Keterampilan adalah kemampuan berbuat sesuatu dengan baik.
Selain itu perlu ada perencanaan yang sistematis agar waktu yang tersedia dalam suatu semester untuk setiap bidang studi dapat dimanfaatkan secara optimal dan setiap pokok bahasan dapat dipelajari oleh para siswa sesuai dengan rencana.

2.    Kriteria Pemilihan Materi Pembelajaran
Criteria pemilihan materi pembelajaran yang akan dikembangkan dalam system instruksional dan mendasari penentuan strategi belajar mengajar:
(1)  Kriteria tujuan instruksional
(2)  Materi pelajaran supaya terjabar
(3)  Relevan dengan kebutuhan siswa
(4)  Kesesuaian dengan kondisi masyarakat
(5)  Materi pelajaran mengandung segi-segi etik
(6)  Materi pelajaran tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik dan logis
(7)  Materi pelajaran bersumber dari buku sumber yang baku, pribadi guru yang ahli dan masyarakat.[5]


B.   SUMBER MATERI PEMBELAJARAN
Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Misalnya, siswa ditugasi untuk mencari koran, majalah, hasil penelitian, dsb. Hal ini sesuai dengan prinsip pembelajaran siswa aktif (CBSA). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan  materi pembelajaran  dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini:
1.        Buku teks
Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.
2.        Laporan hasil penelitian
Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir.
3.        Jurnal (penerbitan hasil penelitian  dan pemikiran ilmiah)
Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar.
4.        Pakar bidang studi
Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dan sebagainya.
5.        Profesional
Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan.
6.        Buku kurikulum
Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasar kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan.
7.        Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.
Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran.
8.        Internet
Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet kita dapat memperoleh segala macam sumber bahan ajar.
9.        Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio)
Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis mata pelajaran..
10.     Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi)
Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. [6]

Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikatergorikan sebagai berikut.[7]
a.    Tempat atau lingkungan
Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni pertama lingkungan atau tempat yang sengaja didesain untuk belajar siswa  seperti laboratorium, perpustakaan, rung internet dan lain sebagainya. Kedua lingkungan yan tidak didesain untuk proses pembelajaran akan tetapi keberadaanya dapat dimanfaatkan.
b.    Orang atau narasumber
Pengetahuan itu tidak statis, akan tetapi bersifat dinamis, yang terus berkembang sangat cepat. Misalnya peraturan dan undang-undang baru dalm berbagai ilmu pengetahuan mutakhir, seperti munculnya berbagai jenis penyakit misalnya flu burung, sapi gila, dan lain sebagainya serta berbagai jenis rekayasa genetik; muculnya berbagai fenomena alam serta pengaruhnya terhadap gelaja-gejala sosial dan lain sebagainya.
c.    Objek
Objek atau benda yang sebenarnya merupakan sumber informasi yang akan membawa siswa pada pemahaman yang lebih sempurna tentang sesuatu.
d.    Bahan cetak dan noncetak
Bahan cetak (printed material) adalah informasi sebagai materi pelajaran yang di simpan dalam berbagai bentuk tercetak seprti buku, majalah, koran, dan lain sebagainya.

Materi pelajaran pada dasarnya adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan pada anak didik untuk dikuasai yang berupa informasi ide, data/fakta, konsep, dan lain-lain yang berupa kalimat, tulisan, gambar, peta, maupun tanda. Dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
  1. kesesuaian dengan tujuan yang harus dicapai
Sebelum dilakukan pengemasan materi pelajaran sebaiknya ditentukan terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai baik berupa tujuan dalam bentuk perubahan perilaku yang bersifat umum, maupun perilaku terukur dalam bentuk indikator hasil belajar.
  1. Kesederhanaan
Kesederhanaan pengemasan bertujuan untuk mempermudah siswa belajar. Kesederhanaan dalam pengemasan ini berupa kesederhanaan dalam penyajiannya, bahasa yang komunikatif dan mudah ditangkap maknanya, dan lebih praktis.
  1. Unsur-unsur desain pesan
Dalam setiap kemasan sebaiknya terdapat unsur gambar  sehingga mudah dipahami.
  1. Pengorganisasian bahan
Bahan pelajaran sebaiknya disusun dalam bagian-bagian menuju keseluruhan. Setiap siswa selesai mempelajari unit tertentu segera berikan umpan balik sehingga siswa menguasai materi secara keseluruhan dan tuntas.
  1. Petunjuk cara penggunaan
Dalam bentuk apapun pengemasan materi harus disertai petunjuk cara penggunaannya.[8]



C.   PENGEMASAN  MATERI PEBELAJARAN

1)    Prinsip Pengemasan
materi pelajaran pada hakikatnya adalah persan-pesan yang ingin kita sampaikan pada anak didik untuk dikuasai. Pesan yang disampaikan perlu dipahami oleh siswa, sebab manakala tidak dipahami maka pesan tidak akan menjadi informasi yang bermakna. Agar pesan yang ingin di sampaikan bermakna sebagai bahan pembelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus di perhatikan di antaranya adalah sebagai berikut:[9]
a)    Novelty, artinya suatu pesan akan bermakna apabilah bersifat baru atau mutakhir.
b)    Proximity, artinya pesan yang disampaikan harus sesuai dengan pengalaman siswa.
c)    Conflict, artinya pesan yang disajikan sebaiknya dikemas sedemikian rupa sehingga menggugah emosi.
d)    Humor, artinya pesan yang di sampaikan sebaiknya di kemas sehingga menapilkan kesan lucu.
Pengemasan materi dan pesan pembelajaran dapat dilakukan dengan dua cara yakni pengemasan secara visual dan pengemasan dalam bentuk cetakan. Beberapa pertimbangan teknis dalam mengemas isi atau materi pelajaran menjadi bahan belajar diantaranya adalah:
a. kesesuian dengan tujuan yang harus dicapai
b. kesederhanaan
c. unsur-unsur dasar pesan
d. pengorganisasian bahan
e. pertunjukan cara penggunaan


2)    Bentuk-bentuk Pengemas
Materi pelajaran yakni, berbagai informasi yang harus dipahami siswa dapat dikemas dalam berbagai bentuk. Beberapa bentuk pengemasan materi pelajaran.
1)    Materi pelajaran terprogram
Materi pelajaran terprogarm adalah salah satu bentuk penyajian materi pembelajaran materi individual, sehingga materi pelajaran dikemas untuk dapat dipelajari secara mandiri. Ciri dari materi pelajaran terprogram ini.
a. materi pelajaran disajikan dalam bentuk unit atau begian terkecil
b. menurut aktivitas siswa
c. mengetahui dengan segera setiap selesai mempelajari materi pelajaran.
Materi terprogram bisa dikemas dalam bentuk tercetak (printed material), yang kemudian dikenal dengan pengajaraan terprogram (program teaching) atau bisa dalam bentuk non-tercetak seperti dalam bentuk video dan komputer (computer based instrutional).
                                                                                                        

2)    Pengemasan materi pelajaran melalui modul
Modul adalah satu kesatuan program yang lengkap, sehingga dapat dipelajari oleh siswa secara individual. Seperti halnya dalam pelajaran terprogram, melalui modul siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatanya masing-masing.
Dalam sebuah modul minimal berisi tentang:
a. Tujuan yang harus dicapai
b. Petunjuk penggunaan
c. Rangkuman materi
d. Kegiatan belajar
e. Tugas dan latihan
f. Sumber bacaan
g. Item-item tes
h. Kriteria Keberhasilan
i. Kunci jawaban.

3)    Pengemasan materi pelajaran kompilasi
Kompilasi adalah bahan belajar yang disusun dengan mengambil bagai-bagai yang dianggap perlu dari berbagai sumber dan menggabungkannya menjadi satu kesatuan dipelajari siswa. Manfaat yang bisa diambil dari pengemasan materi pelajaran kompilasi, di antaranya adalah siswa dapat belajar secara utuh dari bahan-bahan yang diperlukan sehingga dapat menghemat waktu dan biaya, karena materi pelajaran suadah merupakan kesatuan dari bahan-bahan yang tercecer. Agar materi pelajaran dapat disajikan secara sistematis, maka penyusunannya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a)    Tentukan tujuan yang harus dicapai oleh pengemasan materi pelajaran melalui sistem kompilasi.
b)    Kemukakan secara ringkas tentang bahan-bahan yang dikompilasikan.
c)    Jelaskan petunjuk-petunjuk dalam mempelajari bahan kompilasi.
d)    Buatlah alat tes untuk mengukur keberhasilan siswa dalam mempelajari kompilasi.
e)    Antara satu bahan yang diambil dari satu sumber dan sumber lainnya, diberi penyekat.


BAB III
KESIMPULAN

Dari uraian pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pembelajaran adalah segala sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu.
Sumber materi pelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dapat dikatergorikan sebagai berikut.
a.    Tempat atau lingkungan
b.    Orang atau narasumber
c.    Bahan cetak atau non cetak
d.    Objek
Agar pesan yang ingin di sampaikan bermakna sebagai bahan pembelajaran, maka ada sejumlah kriteria yang harus di perhatikan di antaranya adalah sebagai berikut:
a)    Novelty
b)    Proximity
c)    Conflict
d)    Humor


DAFTAR PUSTAKA


Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2003,  hal. 224
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, Tanggal 30 Desember 2011, Pukul 15:36 WIB.
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/24/sumber-bahan-ajar/, Tanggal 30 Desember  2011, pukul 16:56 WIB
Sanjaya, Wina. 2010. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana.



[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, Tanggal 30 Desember 2011, Pukul 15:36 WIB.
[4] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. (Jakarta: Kencana), 2010, hal. 141-145
[5] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta), 2003,  hal. 224
[6] http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/24/sumber-bahan-ajar/, Tanggal 30 Desember  2011, pukul 16:56 WIB
[7] Wina Sanjaya, Op. Cit., Hal. 146-149
[9] Wina Sanjaya, Op.  Cit., hal. 149-157

1 komentar: