BAB
I
PENDAHULUAN
Ketika teknologi khususnya teknoligi
informasi belum berkembang seperti sekarang ini; ketika ilmu pengetahuan belum
sepesat ini proses pembelajaran biasanya berlangsung pada tempat dan waktu
tertentu. Proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara guru dan siswa
melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi pelajaran. Proses
pembelajaran sangat tergantung pada guru sebagai sumber belajar. Dalam kondisi
semacam ini, akan ada proses pembelajaran manakala ada guru; tanpa kehadiran
guru di dalam kelas sebagai sumber belajar tidak mungkin ada proses
pembelajaran.
Saat ini, ketika ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang sangat pesat, proses pembelajaran tidak lagi dimonopoli
oleh adanya kehadiran guru di dalam kelas. Siswa sapat belajar di mana dan
kapan saja. Siswa bisa belajar apa saja sesuai dengan minat dan gaya belajar.
Maka dari itu, pada kesempatan kali ini makalah kami ini akan membahas tentang
“Konsep Belajar dan Media Pembelajaran”.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Konsep Belajar
1.
Pengertian
Belajar
Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan
manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Setiap manusia perlu
proses pendewasaan, baik pendewasaan secara fisik maupun psikis atau kejiwaan.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang
sepanjang hidupnya, sejak dilahirkan hingga manusia mati. Proses belajar bisa
dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah yaitu masyarakat dan keluarga.
Belajar juga bisa melalu jalur formal, nonformal dan jalur informal.
Menurut
Sabri (2005:20), belajar adalah proses perubahan perilaku baerkat pengalaman
dan pelatihan. Sementara itu, Sadiman (2005:2) mengatakan, belajar adalah suatu
proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. (Musiqon, 2012: 3)
Secara
kuanitatif, belajar berarti kegiatan
pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya.
Secara institusional, belajar
dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa ataua materi-materi
yang telah ia pelajari. Pengertian belajar secara kualitatif ialah proses yang memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Oleh
sebab itu belajar adalah proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua
situasi yang ada disekitar individu.
Seorang
yang telah melakukan proses belajar pasti terjadi perubahan pada dirinya.
Perubahan tersebut bersifat interpersonal,
positif-aktif, dan fungsional. Perubahan
sebagai hasil proses belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti
kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, pengetahuan atau apresiasi.
2.
Tujuan
Belajar
Menurut
Per Kline dalam Angkowo dan Kosasih, belajar akan efektif jika dilakukan dalam
suasana menyenangkan (fun and enjoy). Rogers (dalam Angkowo, 2007: 49) sangat
menekankan pentingnya relasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Secara
umum ada tiga tujuan pembelajaran, yaitu:
1. Untuk
mendapatkan pengetahuan
2.
Untuk menanamkan konsep dan pengetahuan,
dan
3.
Untuk membentuk sikap atau kepribadian
Pembentukan ini tidak
bisa dilakukan secara parsial, tetapi harus terencana dan terrganisir secara
sistematis. Secara lebih jelass dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah
untuk menemukan makna, pengetahuan, keterampilan dan sikap melalui pesan yang
diberikan pengajar, sumber belajar dan pengalaman hidup. Dengan harapan terjadi
perubahan positif pada diri anak sebagao hasil belajar tersebut. (Musfiqon,
2012: 8)
3.
Factor-faktor
yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil
belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua factor utama, yakni factor dari dalam
diri siswa dan factor yang berasal dari luar diri siswa atau factor lingkungan.
Berkaitan dengan factor dari dalam diri siswa, selain factor kemampuan, ada
juga factor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap kebiasaan belajar,
ketekunan, kondisi social ekonomi, kondisi fisik dan psikis. Salah satu factor
lingkungan yang paling dominan mempengaruhi hasl belajar adalah kualitas
pengajaran.
Caroll
dalam Angkowo dan Kosasih (2007: 51) berpendapat bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh 5 (lima) factor, yakni:
a.
Factor bakat belajar
b.
Factor waktu yang tersedia untuk belajar
c.
Factor kemampuan individu
d.
Factor kualitas pengajaran, dan
e.
Factor lingkungan
Sementara itu, Muhibbin
Syah (2004: 144) membedakan fakto-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
menjadi tiga macan, yakni:
a.
Factor internal
b.
Factor eksernal
c.
Factor pendekatan belajar
Menurut Yamin, (2007:
141), factor-fakor yang mempengaruhi belajar diantaranya:
a.
Bakat dan ketepatan belajar
b.
Kemampuan untuk menguasai pelajaran
c.
Mutu program pembelajaran
d.
Ketahan
e.
Waktu (Musfiqon, 2012: 12)
4. Modalitas Belajar
Modalitas
belajar merupakan potensi dasar atau kecenderungan yang dimiliki anak. Bobbi De
Porter dan Mike Hernacki membagi modalitas belajar menjadi 3 (tiga), yaitu:
a.
Visual,
yaitu
belajar dengan cara melihat
b.
Auditorial,
yaitu
belajar dengan cara mendengar
c.
Kinestetik,
belajar
dengan cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.
Modalitas belajar yang
dimiliki manusia tidakbisa lepas dari hakekat manusia itu sendiri. Karena pada
dasarnya, manusia itu terdiri atas jiwa dan raga. Sebagai makhluk yang berjiwa
terdiri atas aspek cipta, rasa, dan karsa yang masing-masing merupakan sumber
daya psikis yang perlu dikembangkan. (Musfiqon, 2012: 15)
5.
Komunikasi
dalam Pelajaran
Komunikasi
merupakan kegiatan rutin setiap interaksi antara dua orang atau lebih.
Komunikasi adalah proses penyampaian lambing-lambang yang berarti antar
manusia. Komunikasi antara siswa dengan guru adalah penyampaian pesan pelajaran.
Didalamnya terjadi dan terlaksana
hubungan timbale balik. Guru menyampaikan pesan, siswa menerima pesan dan
kemudian bertanya kepada guru, atau sebaliknya.
Komunikasi
terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai apa yang yang dibicarakan. Yang
dikatakan komunikatif adalah apabila
terjadi kesamaan bahasa dan kesamaan makna antara komunikator dan komunikan.
Konsepsi komunikasi mengandung pengertian memberitahukan pesan. Pengetahuan,
dan fikiran-fikiran dengan maksud mengikutsertakan peran siswa dalam proses
pembelajaran, sehingga persoalan-persoalan yang dibicarakan milik bersama, dan
tanggung jawab bersama. (Musfiqon, 2012: 17)
Proses
komunikasi meliputi kelima unusr dan masing-masing unsure dapat dipisahkan satu
dengan lainnya.
a. Who
b.
Say
What
c. In Which Channel
d. To Whom
e. And What Effect
Unsur-unsur
dalam proses komunikasi
Penegasan tentang
unsur-unsur dalam proses komunikasi itu adalah sebagai berikut:
-
Sender
-
Encoding
-
Message
-
Decoding
-
Receiver
-
Response
-
Feedback
-
Noice
Dalam proses komunikasi
akan terjadi enconing dan decoding. Ada beberapa factor yang
menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi. Penghambat tersebut biasa
dikenal dengan istilah barriers atau noises yang dapat menganggi proses
komunikasi sehingga hasil komunikasi menjadi tidak optimal. Dalam komunikasi
ada hambatan psikologis, hambatan fisik, dan
dua jenis hambatan lainnya yaitu hambatan
cultural dan hambatan lingkungan.
Hambatan-hambatan
komunikasi yang ditemui dalam proses belajar mengajar menurut Asnawir dan
Basyiruding Usman, antara lain:
1.
Verbalisme
2.
Perhatian yang bercabang
3.
Kekacauan penafsiran
4.
Tidak adanya tangapan
5.
Kurang perhatian
6.
Keadaan fisik dan lingkungan yang
menganggu
7.
Sikap pasif anak didik
Secara garis besar,
Surakhmad dalam Yamin (2007: 169) menggolongkan komunikasi dalam tiga jenis:
a.
Pengalaman riil, yakni segenap media di
dalam kehidupan sehari-hari
b.
Pengalaman buatan, yakni segenap media
yang sengaja diciptakan unutk mendekatkan pada pengalaman riil
c.
Pengalaman verbal, berupa ceramah,
catatan merupakan alat utama dalam komunikasi
Berbicara tenttang
jenis komunikasi, Darwanto membagi menjadi dua, yaitu:
a.
Komunikasi yang tidak membutuhkan media
b.
Komunikasi dengan membutuhkan media
Dari berbagai teori
komunikasi tersebut dapat ditarik pemahaman bahwa dalam pembelajaran terjadi
proses komunikasi. Guru berposisi sebagai pengirim pesan dan siswa sebagai
penerima pesan.
Adapun unsur-unsru
komunikasi dalam pembelajaran terdiri dari:
-
Guru
-
Siswa
-
Materi pelajaran
-
Tujuan pembelajaran
-
Media
-
Evaluasi
B. Media Pembelajaran
1.
Pengertian
Media Pembelajaran
Ada
beberapa tafsiran tentang pengertian media pengajaran. Marshall McLuhan
berpendapat bahwa media adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya
mempengaruhi orang lain yang tidak mengandalkan kontak langsung dengan dia.
Pendapat lain merumuskan media dalam arti smepit dan dalam arti luas. Dalam
arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media yang dapat digunakan secara
efektif dalam proses pengajaran yang terencana, sedangkan dalam arti luas,
media tidak hanya meliputi media komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi
juga mencankup alat-alat sedderhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan
bagan buatan guru, objek-objek nyata serta kunjunga nkeluar sekolah.
Romiszowski
merumuskan media pengajaran “…as the
carries of massages, from some transmitting source (which may be a human being
or an intimate object), to the receiver of the massage )which is our case is
the learner). (Oemar Hamalik, 2003: 202)
Memahami
media pembelajaran paling tidak ditinjau dari dua aspek, yaitu pengertian
bahasa dan pengertian terminologi.
Kata
media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk
jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Kata kunci media adalah
“perantara”.
Selanjutnya ditegaskan oleh Purnamawati dan
Eldarni (2001 : 4) yaitu : “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses
belajar”. (http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran, 08 Maret 2012, Pukul 11:48 WIB)
Pengertian
media secara terminologi cukup beragam, sesuai sudut pandang para pakar media
pendidikan. Sadiman mengatakan media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Pengertian media dalam arti luas ini sesuai dengan
pendapat Sharon, yang mengatakan media itu adalah alat komunikasi dan sumber
informasi.
Gedne
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Oemar Hamalik mendefinisikan media
sebagai teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara
guru dan murid dalam proses pendidikan pembelajaran disekolah.
Istilah
“media” bahkan sering dikaitkan dengan kata “teknologi” yang berasal dari
bahasa latin tekne dan logos. Dalam konsep ini, media dinilai
sebagai teknologi pembelajaran. Secara lebih utuh media pembelajaran dapa
didefenisikan sebagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja
digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
Selain
pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi
perangkat keras (hardware) dan
perangkat lunak (software). Hardware adalah
alat-alat yang dapat mengantar pesan seperti Over Head Projector, radio, televisi, dan sebagainya. Sedangakan software adalah isi program yang mengandung pesan
seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahan-bahan
cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan
dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
(Wina Sanjaya, 2008: 205)
2.
Ruang
Lingkup dan Fungsi Media Pembelajaran
a.
Ruang
lingkup media pembelajaran
Salah
satu cirri media pembelajaran dapat dilihat menurut kemampuannya membangkitan
rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, dan penciuman siswa.
Secara umum, cirri-ciri media pembelajaran adalah bahwa media itu dapatt
diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca indera.
Gerlach
dan Ely dalam Arsyad mengemukakan ada tiga cirri media, yaitu:
1)
Ciri fiksatif (fizative property)
2)
Ciri manipulative (manipulative property)
3)
Ciri distributive (distributive property)
Sedangkan menurut Ahmad
Rohani, ciri-ciri umum media pembelajaran adalah sebagai berikut:
1)
Media pembelajaran identik dengan alat
peraga langsung dan tidak langsung
2)
Media pembelajaran digunakan dalam
proses komunikasi instruksional
3)
Media pembelajaran merupakan alat yang
efektif dalam instruksional
4)
Media pembelajaran memiliki muatan
normative bagi kepentingan pendidikan
5)
Media pembelajaran erat kaitannya dengan
metode mengajar khususnya maupun komponen-komponen sistem instruksional
lainnya.
Identifikasi ciri-ciri
media tentunya disesuaikan dengan konteks pembelajaran. Adapun ciri-ciri media
pembelajaran antara lain:
1)
Semua jenis alat yang dimanfaatkan
sebagai alat bantu pembelajaran
2)
Menumbuhkan minat belajar siswa
3)
Meningkatkan kualitas pembelajaran
4)
Memudahkan komunikasi antara guru dan
siswa dalam pembelajaran
Ruang lingkup media
pembelajaran adalah meliputi segala alat, bahan, peraga, serta sarana dan
prasarana di sekolah yang digunakan dalam proses pembelajaran. Media tersebut
bisa memberikan rangsangan pada siswa untuk belajar, serta dapat menagtasi
kebutuhan dan problem siswa dalam belajar.
b.
Fungsi
media pembelajaran
Media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses belajar dan
pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya. Karena memang gurulah yang menghendaki untuk memudahkan tugasnya
dalam menyampaikan pesan – pesan atau materi pembelajaran kepada siswanya. Guru
sadar bahwa tanpa bantuan media, maka materi pembelajaran sukar untuk dicerna
dan dipahami oleh siswa, terutama materi pembelajaran yang rumit dan komplek.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah :
(1)
Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu
verbalistis ( tahu kata – katanya, tetapi tidak tahu maksudnya)
(2)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
(3)
Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa.
(4)
Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu
masalah. (http://elearning.unesa.ac.id/myblog/antok-saivul-huda/pengertian-macam-macam-media-grafis, 08 Maret 2012, Pukul 11:28 WIB)
Angkowo
dan Kosasi, berpendapat bahwa salah satu fungi media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan
lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
diciptakan dan didesain oleh guru.
Media
pembelajaran,menurut Kemp dan Dayton dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila
digunakan untuk perorangan, kelompok atau pendengar yang besar jumlahnya,
yaitu:
1)
Memotivasi minat atau tindakan
2)
Menyajikan informasi
3)
Member instruksi
Levie dan Lent
mengemukakan empa fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a)
Fungsi atensi
b)
Fungsi afektif
c)
Fungsi kognitif
d)
Fungsi kompensantoris (Musfiqon, 2012:
34)
Secara
khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan seperti yang dijelaskan
berikut ini.
1. Merangkap Suatu Objek atau Peristiwa-peristiwa
Tertentu
2. Memanipulasi Keadaan, Peristiwa, atau Obejk
Tertentu
3. Memabah Gairah dan Motivasi Belajar Siswa
4. Media Pembelajaran Memiliki Nilai Praktis
(Wina Sanjaya, 2008: 209)
Dari berbagai fungsi diatas,
tujuan akhirnya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena
itu fungsi media adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
indicator semua materi tuntas disampaikan dan peserta didik memahami secara
lebih mudah dan tuntas.
3. Kedudukan Media dalam Pembelajaran
Media merupakan salah
satu komponen dalam proses pembelajaran. Sehingga kedudukannya tidak hannya
sekedar sebagai alat pembantu mengajar, tetapi sebagai bagian integral dalam
proses pembelajaran.
Kedudukan media dalam
pembelajaran sangat penting. Sebab media dapat menynjang keberhasilan
pemeblajaran. Bahkan kalau dikaji lebih jauh, media tidak hanya sebagai
penyalur pesan yang harus dikendalikan sepenuhnya oleh sumbe berupa orang,
tetapi dapat juga menggantikan sebagian tugas guru dalam penyajian materi
pembelajaran. (Musfiqon, 2012: 36)
Kedudukan media yang
telah menjadi bagian integral dalam pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan guru dlam memilih dan mendesain media yang sesuai. Dalam proses
pembelajaran antara materi, guru, strategi dan media, dan dan siswa menjadi
rangkaian mutual yang saling mempengaruhi sesuai dengan kedudukan
masing-masing. Kolaborasi antara materi pembelajaran, strategi, siswa dan guru
merupakan syarat penting dalam penerapan media pembelajaran. Keberhasilan dalam
penggunaan media juga dipengaruhi factor lain yang merupakan komponen
pembelajaran.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pemaparan makalah kami diatas dapat
disimpulkan bahwa, belajar adalah suatu proses kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat
nanti. Belajar juga merupakan proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman.
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua factor utama, yakni factor dari
dalam diri siswa dan factor yang berasal dari luar diri siswa atau factor
lingkungan.
Saat ini, dalam pembelajaran juga
mengenal dengan media pembelajaran. Dimana media pembelajaran tersebut akan
berfungsi mempermudah proses masuknya pesan kepada penerima pesan (ilmu). Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2003. Perencanaan Pembelajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Http://elearning.unesa.ac.id/myblog/antok-saivul-huda/pengertian-macam-macam-media-grafis, 08 Maret 2012, Pukul 11:28 WIB.
Http://media-grafika.com/pengertian-media-pembelajaran, 08 Maret 2012, Pukul 11:48 WIB.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Media Grafika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar